UNM ciptakan kacamata sensor uang tuna netra

pada 7 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Mahasiswa program studi Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berhasil menciptakan alat bantu sensor uang bagi penyandang tuna netra, yakni Kacamata Sensor Tuna Netra atau "Kasentra".

Salah seorang mahasiswa pencipta Kasentra UMM Yoga Adi Wijaya, Sabtu, mengemukakan alat ini untuk mempermudah aktivitas penyandang disabilitas untuk mengenali uang, termasuk nominal maupun keasliannya dengan kacamata sensor tersebut.

"Gagasan ini muncul karena dilatarbelakangi oleh maraknya kasus penipuan pada penyandang tuna netra yang berprofesi sebagai tukang pijat, terutama pada saat melakukan transaksi keuangan dengan pelanggan. Mereka sering tertipu, kan kasihan," ujarnya.

Ia menerangkan sebelumnya mereka datang ke lokasi pelatihan pijat tuna netra dan mereka mengeluhkan soal penipuan tarif pijat dari para pelanggannya, baik nominal maupun keasliannya.

"Ternyata uang yang dibayarkan kepada tukang pijat tuna netra itu tidak sedikit yang palsu," tuturnya.

Dari latar belakang keluhan para pemijat tuna netra itulah, katanya, dia bersama beberapa rekannya mencoba mengembangkan Kasentra, yakni produk inovasi yang memadukan kacamata dengan sensor khusus untuk mendeteksi jumlah uang maupun nominalnya.

Melalui berbagai penelitian dan pengembangan, cara kerja Kasentra hasil inovasi mahasiswa UMM itu ternyata lebih efisien dibandingkan dengan alat serupa yang sudah pernah dicipta kan (ditemukan).

Cara kerja Kasentra hanya dengan mengarahkan pandangan kacamata ke arah jumlah uang, akan keluar suara berupa nominal uang tersebut.

Selain itu, penyandang tuna netra tidak perlu menggunakan alat pendukung lain, misalnya smartphone atau alat lain yang lebih mahal untuk pengoperasian Kasentra.

"Alat kami memang dikembangkan dengan melihat kekurangan dan kelebihan produk yang sudah ada," ujar anggota tim lainnya, Bagus Arif.

Selain lebih efisien, lanjut Bagus, Kasentra juga memiliki nilai tambah, yakni ditawarkan dengan harga yang terjangkau.

"Selain desain yang gampang dibawa, harga pembuatan alat ini juga murah jika nanti akan dikomersilkan," katanya.

Tidak berhenti pada penciptaan alat sensor untuk mendeteksi uang, nantinya alat ini juga akan terus disempurnakan fungsinya. Jika saat ini hanya dapat melakukan sensor uang, ke depan Kasentra akan dilengkapi sensor membaca bagi penyandang tuna netra untuk menggantikan huruf braille.

"Saat ini kami sedang membangun integrasi dengan mahasiswa dari program studi Teknik Informatika untuk mengembangkan fungsi sensor membaca yang disematkan pada kacamata," ucapnya.