Untuk Orang Tua, Ini 6 Cara Tepat Membicarakan Terorisme dengan Anak

pada 7 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id - Ledakan bom yang terjadi bertubi-tubi di Kota Pahlawan, Surabaya, menjadi perhatian banyak masyarakat lokal dan internasional. Mau tidak mau, anak turut terpapar informasi tentang aksi terorisme ini.

Beberapa teman yang sudah menjadi orang tua juga mengungkapkan bahwa mereka sempat mendapatkan pertanyaan soal terorisme dari anak.

Bila kamu sebagai orang tua atau orang dewasa yang juga mengalami hal yang sama dan bingung dalam memberikan jawaban, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Indonesia memaparkan cara tepat membicarakan terorisme dengan anak.

Uzone.idmengutip enam cara di bawah ini melalui situs resmi Kemendikbud.

via GIPHY

Mencari tahu pemahaman anak

Orang tua perlu mencari tahu apa yang anak pahami. Bahas secara singkat tentang apa yang terjadi, meliputi fakta-fakta yang sudah terkonfirmasi, dan ajak anak untuk menghindari isu spekulasi.

Menghindari paparan gambar mengerikan

Menghindari paparan televisi dan media sosial yang sering menampilkan gambar dan adegan mengerikan bagi kebanyakan anak, terutama anak di bawah usia 12 tahun.

Mengidentifikasikan rasa takut pada anak

Kamu sebagai orang tua perlu mengidentifikasi rasa takut pada anak yang mungkin berlebihan. Pahami pula bahwa setiap anak memiliki karakter unik. Jelaskan kepada anak bahwa kejahatan terorisme sangat jarang, namun kewaspadaan tetap diperlukan.

via GIPHY

Membantu anak mengungkapkan perasaan

Bantu anak mengungkapkan perasaannya terhadap tragedi yang terjadi. Bila ada rasa marah, arahkan pada sasaran yang tepat, yaitu pelaku kejahatan. Hindari prasangka pada identitas golongan yang didasarkan pada prasangka.

Menjalani kegiatan keluarga secara normal

Jalani kegiatan keluarga bersama secara normal untuk memberikan rasa nyaman, serta tidak tunduk pada tujuan teroris menganggu kehidupan kita. Kebersamaan dan komunikasi secara rutin penting untuk mendukung anak.

Mengapresiasi kerja polisi

Orang tua perlu mengajak anak berdiskusi dan mengapresiasi kerja para polisi, TNI, dan petugas kesehatan yang melindungi, melayani, dan membantu masyarakat di masa tragedi. Diskusikanlah lebih banyak tentang sisi kesigapan dan keberanian mereka, daripada sisi kejahatan pelaku teror.