Untung Rugi Pajak Motor Dihapus dan SIM Seumur Hidup

pada 6 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Foto: Bagja - Uzone.id

Uzone.id- Salah satu partai politik mengumbar janji surga, kalau pajak motor bakal dihapus dan akan memberlakukan SIM seumur hidup.

Menarik? tentu saja..

Namun janji dua kebijakan ini langsung menyulut kontroversi. Biasa lah, yang mendukung ya senang, yang gak mendukung, pesimis dan menganggap kebijakan ini cuma khayalan.

Sebenarnya, kalaupun nantinya benar jadi diberlakukan, ada keuntungan dan juga kerugian dari penghapusan pajak motor dan pemberlakuan SIM seumur hidup.

Realistis atau enggak, sebenarnya gak ada yang gak mungkin. Toh, janji tersebut juga bukan menerapkan kebijakan, tapi memperjuangkan kebijakan itu agar diterapkan.

Pajak motor yang dimaksud adalah pajak kendaraan bermotor (PKB), pajak bea balik nama kendaraan bermotor (PBBNKB), tarif sumbangan wajib dana kecelakaan lalu lintas jalan, biaya administrasi surat tanda nomor kendaraan (STNK), dan biaya administrasi tanda nomor kendaraan bermotor (TNKB) untuk motor ber-cc kecil.

Berikut keuntungan dan kerugian penghapusan pajak sepeda motor dan pemberlakuan SIM seumur hidup menurut versiUzone.id:

 

Bikin Boncos Pemda

Menghapuskan pajak motor tentu saja mengurangi pendapatan Pemerintah Daerah. Karena ternyata, sumbangan dari pajak untuk pendapatan daerah lumayan besar.

Data realiasi penerimaan pajak daerah DKI Jakarta per 15 November 2018 dari penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor mencapai Rp 7,2 triliun.

Sementara dari penerimaan pajak Bebas Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) mencapai Rp 4,695 triliun.

Sedangkan untuk penerimaan dari Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB) mencapai Rp 1,022 triliun.

Tuh, tinggal ditambahkan sendiri aja, berapa total yang didapat Pemda dengan adanya pajak kendaraan.

Namun, sang pemberi janji berkilah, penghapusan pajak gak akan signifikan mengurangi pendapatan Pemda.

"Pajak motor ini masuk provinsi, kalau dihapuskan pajak Pemda jadi berkurang? Itu hanya 6-8 persen (kontribusi pajak motor)," ujar juru bicaranya.

 

Makin Banyak Orang Beli Motor

Memang, beli motornya belum digratiskan. Kenapa gak sekalian aja digratiskan sih? hehe..

Meski begitu, rutinitas tahunan untuk membayar pajak jadi gak ada lagi, terutama kebijakan pajak progresif yang dianggap memberatkan.

Dengan dihapusnya pajak motor, maka diprediksi pembelian motor bakal makin banyak, karena setiap orang gak cuma menahan untuk beli hanya satu, tapi bisa dua, tiga, empat dan seterusnya.

 

Pabrikan Motor Kipas-kipas

Penghapusan pajak motor juga membuat pabrikan kipas-kipas, terutama yang fokus menjual motor entry level.

Selain jadi semakin banyak orang yang beli motor, mereka juga bisa menurunkan harga jualnya sedikit, karena selama ini kenaikan harga motor selalu menyalahkan biaya BBN yang naik setiap tahun.

“Tahun depan, tantangan menjual motor bakal makin besar. Meski begitu, ini peluang juga buat kami, khususnya disegmen entry level yang diprediksi akan terus tumbuh,” ujar Direktur Marketing Astra Honda Motor, Thomas Wijaya.

Gak ada penghapusan pajak aja Honda sudah melihat peluang, apalagi pajak dihapus, makin moncer deh penjualannya.

 

Orang Kaya Amsyong

Nah, kalau para driver ojol makin sumringah karena pajak dihapus, dan para pembeli motor bermesin kecil pada girang, enggak begitu dengan orang-orang kaya yang kerap membeli motor premium atau moge.

Karena dengan penerapan penghapusan pajak ini, kebolongan anggaran yang hilang tersebut akan diisi oleh subsidi silang dari pajak kendaraan mewah, termasuk moge.

Dengan ditinggikannya pajak motor premium dan moge, maka kelebihan anggarannya akan menambal pengurangan anggaran akibat penghapusan pajak motor bermesin kecil.

 

Ojol dan Pengguna Motor Mesin Kecil Bisa Nabung

Memang, besaran rata-rata pajak motor di Tanah Air, khususnya motor entry level hanya berada dikisaran ratusan ribu, kebanyakan malah dibawah Rp 500 ribu.

Tapi uang segitu lumayan lho, setidaknya bisa untuk modifikasi ringan motor, rekondisi dan perawatan, juga untuk nabung. Ya gak?

 

Surat Tilang Berkurang

Lho, apa hubungannya penghapusan pajak dengan surat tilang yang berkurang? Ya iyalah, pasti berkurang, sebab pak Polisi gak bisa lagi menilang bikers dengan alasan belum bayar pajak.

Juga gak bakal ada lagi oknum-oknum yang dapat sampingan dari nego di tempat terkait dengan penilangan karena belum bayar pajak.

 

Kecelakaan Makin Tinggi

Sementara pemberlakuan SIM seumur hidup, reaksi kontroversinya tidak seheboh penghapusan pajak. Malah beberapa pihak sebenarnya merasa setuju.

Meski begitu, ketika SIM diberlakukan seumur hidup, artinya semakin jarang orang yang mengupdate skill dan standar berkendaranya, karena cuma sekali aja seumur hidup.

Memang, perpanjangan SIM gak usah lagi tes berkendara, tapi setidaknya dengan mendatangi SAMSAT aja, secara psikologis bakal menjadi reminder dan pengingat bagaimana kita harus berkendara yang baik dan benar.

Seperti komentar Ketua Umum Road Safety Association Ivan Virnada menyebut sistem pemberlakukan SIM seumur hidup di Indonesia belum dapat diterapkan. 

Hal itu lantaran masih kurangnya penegakan hukum, serta masih minim nya kesadaran berlalu lintas masyarakat Indonesia.

 

Gak Perlu Bolak Balik ke SAMSAT dan Keluar Biaya Lagi Mengurus SIM

Pemberlakuan SIM seumur hidup asiknya hanya sekali aja kita datang ke SAMSAT dan begitu juga dengan biaya administrasi yang harus dikelluarkan pun, cukup sekali aja. Lumayan lah penghematan waktu, tenaga dan uang.

 

Calo SIM Boncos

Namun, calo pengurusan SIM bakal boncos dan pendapatannya bisa berkurang. Sebab, semua orang kini hanya sekali aja mengurus SIM.

Otomatis, mereka jadi lebih banyak waktu senggang, karena berkurangnya orang yang datang ke SAMSAT untuk mengurus SIM dan bahkan pajak STNK lho.

 

Nah, seperti itu kira-kira untung rugi dua kebijakan penghapusan pajak dan pemberlakuan SIM seumur hidup.

Kalian punya alasan atau komentar lain? Silakan ditambahkan di kolom komentar dibawah ya..

Baca juga:Jawaban Mitsubishi Indonesia Soal Pajero Sport Stop Produksi