Vespa, Batik, dan Pejabat Negara

pada 6 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id- Kultur feodal yang sudah mengakar ratusan tahun itu pun memudar..

Balaikota Depok dikejutkan sesosok biker berbatik dan ber-Vespa. Dua padanan tradisional, yang biasanya mengalir seperti air, kali ini harus sedikit mencolok dan menarik banyak perhatian.

Pagi itu, gak ada yang menduga kalau sebuah Vespa terparkir begitu saja tepat di depan pintu utama Balaikota Depok, yang biasanya khusus hanya untuk para pejabat.

Vespa keluaran 1965 berani-beraninya diparkir disitu!

Sejumlah PNS dan warga yang berada di Balai Kota sempat dibuat geger. Balaikota Depok itu ibaratnya sebuah ‘istana modern’. Disini berlaku kultur kerajaan.

Gak sembarangan orang bisa seenaknya, kecuali barangkali dirinya punya pengaruh di situ.

Namun tak lama kemudian PNS dan warga pun baru sadar, setelah sosok pria tersebut membuka masker dan helm.  

Hahaha, iya sengaja dari kemarin naik Vespa karena lagi kangen. Kemarin pada enggak ngehkalau itu saya. Kebetulan kemarin kan hari pertama saya kerja setelah cuti usai ibadah Haji,” kata Wakil Wali Kota Depok, Pradi Supriatna, dikutip dari RadarDepok.

Nah, kalau sudah begini, ya gak ada yang protes, wong itu Wakil Walikota, orang nomor dua yang berkuasa dari dalam gedung Balaikota itu. Mau apa?

Namun, diantara banyak pemberitaan para pejabat negara bermobil dan bermotor mewah, tidak begitu bagi Pradi.

Padahal, Depok sudah boleh dianggap sebagai kota besar, dimana seliweran moge dan supercar bukan lagi fenomena yang aneh.

Namun, Vespa jenis Kongo dengan kapasitas mesin 150 cc diakui Pradi memiliki kesan mendalam bagi perjalan hidupnya.

“Jadi Vespa sudah nemenin saya dari masih bujangan, masih belum jadi apa-apa,” katanya.

Kalau pun ada niatan lain, Pradi mengaku ingin merasakan jalan raya Depok yang ramah pada kendaraan, maksudnya saking ramahnya, jadi kebanyakan kendaran dan akhirnya macet.

Memang asik pak, di jalan raya pada jam sibuk dan tanpa pengawalan. Apalagi naik Vespa dan pakai batik biru Korpri lengan panjang, makin oldskul!

Jadi kemacetan di kawasan Kartini, Margonda, Juanda, dan beberapa titik strategis lainnya, bisa turut bapak rasakan dengan naik Vespa.

“Saya selalu coba memahami masyarakat. Mungkin nantinya apa yang saya temukan di lapangan, bisa menjadi kajian bersama bapak Wali Kota untuk membuat kebijakan yang bermanfaat dan mengena di masyarakat,” kata dia. Bukan kampanye kan ini pak?

Jadi macam lagunya Naif Piknik 72, "Naik Vespa keliling kota, sampai Balaikota," 

“Si Putih sudah bisa dibuat ngantor.,” komentar Pradi pada Vespa kesayangannya yang dipanggil ‘si Putih’ itu.

“Sebelumnya kan kendala di mesin, dan ada perbaikan di sana sini sama mekanik. Sekarang kan ga malu-maluin kalau di bawa,” tutupnya.

Ke kantor naik Vespa dan berbatik itu malu-maluin? Justru sesungguhnya Gentleman Ride banget, pak!