Virzha hingga Judika Ramaikan \'20 Tahun Berkarya Krishna Balagita\'

pada 6 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Krishna Balagita (Foto: Tomi Tresnady/Uzone.id) 

Uzone.id- Musisi Krishna Balagita (54) ikut andil mendirikan band pop Ada Band, Suriandika Satjadibrata, Ibrahim Imran (Baim), Iso Eddy H dan Elif Ritonga di tahun 1996.

Nama Ada Band mendapat apresiasi dari masyarakat setelah merilis album kedua, 'PerADAban 2000' pada tahun 1999 dengan mengandalkan hit 'Ough' dan berhasil menjual 200 ribu kopi.

Ada Band saat itu cukup terasa aura musik rocknya dengan frontman Baim (sekarang personel The Dance Company) yang tampil dengan rambut gondrong. Namun, pelan-pelan Ada Band bertransformasi jadi grup band dengan lagu-lagu pop melow dipadu lirik yang puitis ketika diperkuat vokalis Doni Sibarani.

 

Baca juga:Endhita Sulit Bicara Sunda ‘Kasar’ di Film 'Ambu'

Baca juga:Lutesha Nangis Bombay saat Baca Skrip Film 'Ambu'

 

Krishna Balagita banyak menyumbangkan lagu hit ketika lagu-lagu Ada Band dinyanyikan oleh Doni Sibarani. Rasanya sayang kalau lagu-lagu yang pernah hit tidak dikemas lagi dengan rasa baru untuk dikonsumsi penggemar maupun anak muda generasi sekarang.

Momen 20 tahun sejak Ada Band meluncurkan album 'PerADAban 2000', Krishna Balagita melahirkan kembali lagu-lagu ciptaannya dalam konsep album berjudul '20 Tahun Berkarya Krishna Balagita'.

Album berisi 11 tembang pilihan ini terbilang unik karena Krishna Balagita menggandeng 10 penyanyi jebolan ajang musik.

'Langit Tujuh Bidadari' jadi lagu pembuka dinyanyikan oleh Virzha, lalu 'Manusia Bodoh' (Olla Rosa), 'Karena Wanita' (Judika), 'Masih' (Sahabatku, Kekasihku) (Sharaqueen), 'Kau Auraku' (Anji), 'Yang Terbaik Bagimu (Ayah)' (Yuka Tamada), 'Haruskah Kau Mati' (Ricky Rantung), 'Laksana Surgaku' (Fierza), 'Ku Tak Bisa' (Dudy Oris), 'Setengah Hati' (Mytha Lestari) dan ditutup oleh komposisi instrumental Krishna Balagita dengan lagu 'Jadikan Aku Raja'.

Menurut Krihsna Balagita, pemilihan lagu itu dipilih yang paling hits dan banyak orang suka.

Musisi yang piawai menulis lagu, penata musik, pemain piano, ilustrator musik film sekaligus produser rekaman ini mengaku pembuatan album ini cuma berlangsung 1,5 bulan saja.

"Awalnya gara-gara memang sudah selentingan kalau mau dibuatin album yang penyanyinya banyak, cuman campur-campur lagu saya semua," kata Krishna di peluncuran 20 Tahun Berkarya Krishna Balagita di KFC Kemang, Jakarta Selatan.

Untuk pemilihan aransemen pun disesuaikan dengan keinginan Krishna Balagita. Kayak lagu 'Langit Tujuh Bidadari' dibawakan Virzha, kebetulan lagu itu pertama kali diaransemen olehnya.

"Jadi saya cuman mikirnya enggak mau pakai drum, saya inginnya cuma pakai perkusi saja, terus aja dan cepet banget," ujarnya.

Musisi yang keluar dari Ada Band tahun 2008 ini mengaku kaget saat tahu Doni Sibarani memutuskan keluar juga dari Ada band. Padahal lagu-lagu itu banyak diciptakan oleh dirinya dan Doni Sibarani.

"Awalnya saya suka bantuin Doni, kadang-kadang dia main solo dan saya main juga. Sempat saya ajak, tapi kayaknya dia juga lagi sibuk, dan waktunya sudah mepet, jadi rekaman cuman satu bulan. saya mengedit sendiri dan saya sempat saya ajak sih si Doni," kata Krishna Balagita.


Virzha dan Mytha Lestari

Mytha Lestari (Foto: Tomi Tresnady/Uzone.id)

 

Virzha mengaku alami kesulitan ketika menyayikan lagu 'Langit Tujuh Bidadari' karena temponya yang upbeat. Biasanya, lagu Virzha agak mellow.

"Jadi untuk menyesuaikan untuk beradaptasi dengan lagu itu agak sulit. tapi kemarin waktu rekaman, akhirnya bisa sih," ujar Virzha.

Begitu juga Mytha Lestari yang mengalami kesulitan karena butuh setengah jam untuk mencari nada dasar lagu 'Setengah Hati'.

Pasalnya, kata Mytha Lestari, lagu ini awalnya dinyanyikan oleh laki-laki. Jadi, nadanya harus diturunkan saat dinyanyikan olehnya.

"Mudah-mudahan dari kita semua bisa memperbaharui tanpa harus menghilangkan bayang-bayang mas Doni yang merupakan bagian dari lagu-lagu ini," ucap Mytha Lestari.