Vitamin D Kurangi Risiko Serangan Asma

pada 8 tahun lalu - by
Advertising
Advertising


Bagi seorangpenderita asma, upaya pencegahan batuk dan sesak napas adalah yang utama. Selain menghindari pemicu, berbagai asupan tambahan diklaim dapat membantu mengurangi serangan asma. Salah satunya adalah vitamin D.

Sebelumnya, mari ketahui lebih jauh tentang serangan asma. Umumnya serangan asma dipicu oleh factor pencetus yang spesifik, misalnya debu, cuaca, makanan, aktivitas fisik, hingga infeksi.

Saat terpapar faktor tersebut, saluran napas seorangpenderita asmaakan meradang, menyempit, dan produksi lendir menjadi lebih banyak. Akibatnya, napas menjadi lebih sulit dan timbul sesak.

Asma memang tidak bisa disembuhkan, tetapi bisa dikontrol dengan menghindari pemicunya. Di samping itu, berbagai penelitan dilakukan untuk mencari cara lain yang dapat membantu menghindari serangan asma.

Dari penelitian-penelitian tersebut, vitamin D diketahui berpotensi menjadi titik cerah bagi para penderita asma. Mengapa vitamin D penting?

Kekurangan vitamin D dapat meningkatkan sensitivitas saluran napas dan mencetuskan serangan asma berulang. Sebaliknya, asupan vitamin D terbukti dapat menurunkan peradangan saluran napas, menurunkan angka kekambuhan, dan mengurangi tingkat keparahan bila terjadi serangan.

Walaupun vitamin D terbukti dapat membantu mengontrol kambuhnyaserangan asma, bukan berarti obat-obatan harus ditinggalkan.National Healthcare Service,sebuah institusi kesehatan di Inggris, menganjurkan para penderita asma untuk tetap mengonsumsi obat-obatan yang diberikan dokter, sekalipun asupan vitamin D-nya sudah mencukupi.

Tidak ada dosis pasti yang dianjurkan spesifik untuk asma. Namun, secara umum, dosis suplemen vitamin D yang direkomendasikan adalah 600 IU untuk usia 19-50 tahun.

Dosis tersebut dapat berubah sesuai dengan usia dan kondisi medis tertentu, misalnya pada orang-orang dengan kecenderungan batu ginjal. Dalam kondisi normal, akan lebih baik bila asupan vitamin D ini tercukupi dari sumber alami, seperti sinar matahari, minyak hati ikan, tuna, salmon, dan produk olahan susu.

[RS/RH]

Baca Juga:

Berita Terkait :



viahttps://www.klikdokter.com/healthnewstopics/rss/metranet