Menyimpan Ponsel di Saku Celana Perburuk Kualitas Sperma

pada 7 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Di zaman modern seperti ini, rasanya tidak ada satu orang pun yang dapat hidup tanpa ponselnya. Pergi kerja, berbelanja, berkumpul, makan, dan sebelum tidur. Bahkan saat ke kamar mandi pun kebanyakan dari kita membawa serta ponsel kesayangan. Dapatkah Anda hidup tanpa ponsel? Rasanya tidak mungkin.

Baca:Agar Sperma Bermutu, Para Calon Ayah Harus Tidur 8 Jam per Hari

Selain tas, saku kemeja dan celana merupakan tempat favorit untuk menyimpan ponsel. Sayangnya, para ahli mengklaim bahwa tindakan tersebut berpengaruh buruk pada kesehatan Anda. Benarkah demikian?

Dokter Fiona Mathews dari University of Exeter, Inggris menjelaskan, meletakkan ponsel di saku celana dapat mempengaruhi kesuburan laki-laki. Sebab, radiasi yang ditimbulkan oleh ponsel dapat menurunkan tingkat sperma. "Calon Ayah tentu harus menghindari hal tersebut. Selain itu, radiasi yang ditimbulkan oleh ponsel juga dapat merusak DNA dan menimbulkan stres," katanya.

Fiona Mathews sebelumnya telah melakukan sedikitnya 10 percobaan terhadap 1.492 laki-laki pemegang ponsel. Percobaan tersebut dilakukan bertujuan untuk membuktikan bahwa radiasi elektromagnetik yang dihasilkan oleh ponsel yang kerap disimpan pada saku celana mempengaruhi kualitas sperma pada laki-laki.

Fiona Mathews mengatakan bahaya radiasi ponsel pada tubuh harus segera diklarifikasi, mengingat pertumbuhan ponsel yang semakin menjamur saat ini. Kualitas sperma, kata dia, ditentukan oleh tiga hal utama: apakah sperma tersebut sehat, bagaimana kondisi sperma saat bergerak menuju sel telur dan konsentrasi sell sperma dalam air mani.

"Ketiganya dapat dipengaruhi oleh hal yang selama ini dianggap sepele, radiasi ponsel,” jelas  Fiona Mathews.

Sama halnya dengan ponsel yang diletakkan pada saku kemeja. Ponsel yang diletakkan pada bagian dada dapat meningkatkan risiko terserang kanker, karena radiasi yang ditimbulkan. Selain radiasi, ponsel terbukti menghasilkan radiasi non-ioniasi melalui antena penerima (penangkap) sinyal.

Saat ponsel tersebut diletakkan terlalu dekat dengan tubuh, seperti dada atau paha, jaringan-jaringan di sekitarnya dapat menyerap energi (radiasi non-ionisasi) tersebut.
Radiasi non-ionisasi itu dapat berupa gelombang elektromagnetik, sinar ultraviolet, sinar laser, dan sinar inframerah seperti yang ada pada ponsel.

Ponsel yang Anda gunakan kerap menerima dan mengirim sinyal, sinyal yang mengandung sinar inframerah tersebut memang tidak langsung merusak sel-sel tubuh, namun bekerja seperti pemanas yang memanaskan jaringan disekitar ponsel tersebut berada atau digunakan dalam waktu lama.

Untuk meminimalkan risiko tersebut sangat disarankan untuk tidak terlalu lama menggunakan ponsel serta meletakkannya di dalam tas, bukan di saku kemeja atau celana.

BOLDSKY, DAILY MAIL UK | ESKANISA RAMADIANI

Berita Terkait: