Warga Indonesia Ternyata Nyaman Bagi Data Pribadi ke Platform Digital

pada 2 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id– Kalau bicara soal penggunaan data pribadi di platform digital, orang-orang Indonesia sepertinya sudah ‘pasrah’ dengan data mereka. Hal ini dikarenakan banyaknya kebocoran data yang menimpa berbagai organisasi di negara ini.

Di balik kepasrahan ini, ternyata masyarakat Indonesia diam-diam masih tetapawaredan peduli dengan data-data mereka. Survei terbaru dari Twilio menemukan fakta kalau konsumen di Indonesia punya tingkat kesadaran paling tinggi se-Asia Pasifik soal data-data mereka.

Di saat yang bersamaan, warga Indonesia juga terlalu ramah soal data pribadi, mereka memiliki tingkat 'kenyamanan' yang cukup tinggi untuk berbagi data ke brand, asalkan brand-brand ini menjamin adanya transparansi dan kustomisasi.

Dalam survei Twilio bertajuk ‘The Consumer Data Revolution in Asia Pacific’, Kamis, (08/06), sebanyak 68 persen konsumen di Indonesia setidaknya memiliki tingkat kesadaran tentang bagaimana brand-brand menggunakan data konsumen.

34 persen di antaranya bahkan memiliki pengetahuan penuh tentang bagaimana informasi atau data tersebut dimanfaatkan oleh brand-brand. 

Dalam studi yang sama, sebagian besar dari responden masyarakat Indonesia juga sangat percaya dan nyaman untuk berbagi data ke pihak brand yang mereka gunakan demi pengalaman pelanggan yang lebih baik, termasuk dalam personalisasi interaksi dengan brand.

Apa sih yang membuat konsumen mau berbagi data dengan brand-brand?

Pengalaman yang baik dan kebijakan yang transparan menjadi dua faktor paling utama sebagai pendorong masyarakat berbagi data. 

Sebanyak 89 persen konsumen di Indonesia, yang mana angka ini tertinggi di seluruh Kawasan APAC, percaya bahwa melakukan personalisasi interaksi dengan brand akan menambah nilai pada pengalaman pelanggan.

Maka dari itu, kebanyakan dari mereka memercayakan data-data mereka ke platform yang mereka ikuti.

52 persen pelanggan di Indonesia juga tidak keberatan untuk mengungkapkan data-data demografi mereka dan 49 persen juga bersedia membagikan data riwayat pembelian. 

Hal ini menunjukkan kepercayaan yang tinggi dari konsumen Indonesia ketika berbagi data dengan brand. Maka dari itu, brand-brand diminta untuk lebih transparan dan jujur soal data pengguna.

Pihak mana saja sih yang banyak meminta data pengguna?

Situs web resmi dan akun media sosial merupakan dua platform yang paling banyak digunakan untuk berbagi data pribadi.

Dan hasil dari survei ini, 82 persen dan 59 persen konsumen bersedia berbagi informasi melalui masing-masing media tersebut.

“Konsumen di Indonesia juga bersedia berbagi data pribadi dengan organisasi penyedia layanan finansial dan kesehatan,” tulis Twilio.

Walau cukup terbuka dan merasa nyaman saat berbagi data, masyarakat Indonesia juga ingin brand-brand lebih transparan lagi soal data-data mereka.

67 persen responden di Indonesia mengaku mempercayai brand yang jujur dan transparan mengenai kebijakan yang mereka terapkan.

Hal ini menunjukkan keinginan masyarakat Indonesia soal transparansi berbagi data, mereka mengharapkan brand untuk lebih transparan. Dibandingkan negara lain di Asia Pasifik, konsumen Indonesia lebih menghargai transparansi.