Warung ‘Getok’ Harga Saat Liburan, Maklum atau Aji Mumpung?

pada 6 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Ilustrasi. (Foto: Unsplash)

Uzone.id- Selama musim mudik atau liburan, ada saja cerita warung makan yang mematok harga luar biasa untuk pembeli.

Kisah warung Lamongan Indah Lesehan Bu Anny yang viral di awal Juni, misalnya.

Warung yang terletak di Jalan HOS Cokroaminoto, Slawi, Tegal, Jawa Tengah itu memasang harga selangit, Rp 700 ribu untuk seporsi nasi, dua es teh, seporsi kepiting, udang, dan cumi.

Ketika itu, warung Lamongan Indah Lesehan Bu Anny memang tidak memasang daftar harga menu.

Bupati Tegal Umi Azizah sempat melayangkan keputusan penutupan sementara warung Lamongan Indah Lesehan Bu Anny.

Baca juga:Catat, Kini Masuk ke Taj Mahal Bayar Lebih Mahal

Setelah tutup selama tiga hari, pemilik warung membuat daftar harga menu.

Ada pula wisatawan yang mengamuk, karena harga makanan dipatok terlalu mahal baginya. Ketika berlibur di Pantai Jono, Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara, Loren Sitohang melaluiFacebook-nya mengunggah video protesnya soal sepiring udang seharga Rp 250 ribu. 

Ia harus membayar Rp 285 ribu untuk pesanannya yang terdiri dari sepiring udang, nasi goreng, dan kelapa muda.

Ia juga sempat memarahi penjual dan membuang semua pesanannya. Tampak dalam video, sepiring udang, nasi goreng, dan kelapa muda dijatuhkan ke pasir.

Terlepas dari beragam komentar warganet, mulai dari yang ikut merasakan kekecewaan Loren Sitohang sampai menyerang karena menganggap telah menyia-nyakan makanan, harga makanan yang dipatok luar biasa memang masih terjadi.

Etti Budia (27) juga pernah mendapatkan pengalaman tidak enak saat makan di Semarang. Etti berdomisili di Semarang. Ia dan keluarga besarnya yang berkunjung ke Semarang makan di sebuah restoran—yang tidak ingin ia sebutkan namanya.

Ketika ia mintabill, kasir tidak memberikannya. “Karena di menu itu ada harganya, pas aku hitung kokgaksama, akhirnya aku ke kasir minta bill. Dia bilang udah dibuang dan kasirnya nyolot gitu,” ujar Etti kepadaUzone.id

Karena menduga kasirnya curang, Etti berusaha tegas. 

“Terus aku sendiri yang hitung ulang ternyata dilebihkan Rp 200 ribu sama dia, dia beralasan karena rombongan ada charge, padahal cuma 12 orang, dan alasan-alasan lain yanggakmasuk akal,” kata Etti.

Akhirnya, Etti bilang mau menelepon pemiliki tempat makan itu. Kasir takut dan dia mengembalikan kelebihan uangnya.

Baca juga:Piknik Pake Helikopter Biayanya Sejutaan? Bisa!

Menurut Etti, warung atau restoran yang mematok harga selangit itu memang bikin kesal. 

“Aku biasanya tanya dulu, konfirmasi ulang ke kasir. Kalau ternyatagakjujur, pasti aku marah banget, apalagi kalau di daerah dan mereka tahu kayak kita dari Jakarta, misalnya lihat pelat mobil atau logat bahasa, sering banget harganya digetok,” ujarnya.

Untuk menyiasatinya, kalau makan di tempat-tempat yang tidak ada daftar harga, Etti membiasakan diri untuk bertanya sebelum pesan.

Kalau di menu sudah ada harganya, harus dipastikan lagi ketika mintabill.

“Atau kita tulis di kertas apa saja yang kita pesan tadi, dan kita hitung ulang lagi apa saja yang kita pesan sebelum keluar dari tempat makan itu,” ujar Etti.