Was-was ‘Direct to Cell’ Starlink: HP Bisa Internetan Tanpa Operator!

pada 7 bulan lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id– Inovasi yang dibawaStarlinknyatanya tak hanya sebatas akses internet bulanan melalui koneksi satelit yang dilengkapi perangkat pendukung harga jutaan rupiah saja. Starlink sedang menyiapkan layanan ‘Direct to Cell’ yang dapat mengeliminasi peran operator seluler yang sudah lebih dulu beroperasi.

Layanan Direct to Cell dariStarlinkini memungkinkan akses berkirim SMS, menelpon, dan internetan di manapun dan kapanpun melalui perangkat LTE –alias smartphone– dan perangkat IoT.

Berdasarkan situs resmiStarlink, secara singkatnya Direct to Cell menawarkan kemampuan SMS, telepon (voice), dan internet seperti yang selama ini sudah kita lakukan, namun melalui koneksi satelit – bukan BTS operator.

“Direct to Cell dapat berfungsi dengan ponsel LTE yang sudah ada, di mana pun Anda dapat melihat langit. Tidak diperlukan perubahan pada perangkat keras, firmware, atau aplikasi khusus, memberikan akses tanpa batas ke teks, suara, dan data,” tulis pihak Starlink di situs resminya.

Mereka melanjutkan, “satelit Starlink dengan kemampuan Direct to Cell memiliki onboard modem eNodeB canggih yang bertindak seperti menara ponsel di ruang angkasa, memungkinkan integrasi jaringan yang mirip dengan mitra jelajah standar.”

Hal ini juga sempat disinggung Direktur Utama Telkom Indonesia, Ririek Adriansyah dalam Rapat Dengar Pendapat pada 30 Mei kemarin bersama DPR.

 

 

“Yang nanti akan ada juga layanan yang langsung pakai handphone. Jadi pakai handphone biasa itu akses ke Starlink. Saat ini sudah ada, sudah dicoba di Amerika, terutama dan beberapa negara lainnya,” tutur Ririek.

Ia menyambung, “tapi saat ini masih bisa byte yang rendah. Jadi hanya bisa untuk mengirim SMS, belum untuk akses internet atau YouTube misalnya, itu belum bisa. Tapi mungkin suatu hari itu akan bisa juga.”

Dalam kesempatan sama, Direktur Wholesale & International Service Telkom Indonesia, Bogi Witjaksono juga berkomentar soal layanan Direct to Cell ini.

“Di tahun 2024, Starlink langsung berhubungan dengan masyarakat tanpa melalui kami,” ungkapnya.

Berharap kolaborasi dengan operator

Layanan Direct to Cell dari Starlink ini tentu mendapat perhatian dari industri operator seluler di Indonesia, salah satunya XL Axiata. Menurut perusahaan, Starlink secara legal belum memenuhi kriteria untuk menjalankan bisnis B2C seperti Direct to Cell.

“Bukan merasa terancam, tapi kami sedang menunggu arahan pemerintah. Mereka sekarang di area pelosok [operasinya], belum sampai ke B2C. Soal Direct to Cell, itu tanpa perlu BTS lagi tapi pengguna bisa telepon, ‘kan? Direct to Cell sama saja seperti B2C, kita berharap pemerintah bisa menerapkan equal playing field,” ungkap Group Head of Corporate Communications XL Axiata, Reza Mirza kepada beberapa awak media di Jakarta, Rabu (6/6).

Ia melanjutkan, “kita melihat itu sebagai new technology yang harusnya bisa dikolaborasikan. Jadi kami mendorong atau mengajukan ke pemerintah supaya Starlink paling tidak juga melakukan kerja sama dengan penyelenggara seluler atau operator, tidak direct ke end user. Karena kalau iya, dampaknya besar ke industri.”

Selebihnya, XL Axiata mengaku selalu terbuka untuk berkolaborasi dengan Starlink. Namun sampai saat ini belum ada kepastian lebih lanjut.

 

 

“Kalau kerja sama B2B kita terbuka, tapi kalau B2C kita akan berharap ada equal playing field. Semua komunikasi akan melalui ATSI. Saat ini kami memang cuma menunggu arahan pemerintah saja,” tutupnya.

Pada kesempatan terpisah, pengamat telekomunikasi Doni Ismanto juga menyinggung soal layanan Direct to Cell ini.

Kepada Uzone, Doni mengatakan bahwa Direct to Cell ini berjalan layaknya operator seluler dan hal ini layak ditakutkan.

“Itu paling ditakutkan jika konteksnya persaingan bisnis. Kalau gitu ‘kan operator seluler jadi tertekan, ini ada di beberapa negara sedang uji coba. Tak cuma SMS, telepon juga, ini berlaku untuk perangkat mobile LTE. Tidak perlu ganti perangkat, tapi bisa buat nelepon, bisa cellular function. Ini killer feature,” ungkapnya pada kesempatan Uzone Talks.

Seperti diketahui, satelit Direct to Cell awalnya dicanangkan meluncur menggunakan roket Falcon 9 SpaceX dan kemudian Starship. Pada orbit, satelit akan segera terhubung melalui backhaul laser ke konstelasi Starlink untuk menyediakan konektivitas global.

Jika mengacu pada situs Starlink, mereka menyiapkan kemampuan berkirim SMS melalui Direct to Cell ini di tahun 2024, kemudian bergulir ke layanan suara dan data pada 2025, serta layanan IoT yang juga akan dimulai pada 2025.