Winnie Harlow, Model Vitiligo Pertama di Show Victorias Secret

pada 6 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Winnie Harlow sukses mengukir sejarah di panggung Victoria's Secret Fashion Show 2018. Perempuan berusia 24 tahun ini jadi model vitiligo pertama yang berjalan untuk Victoria's Secret dan tampil membawakan koleksi Floral Fantasy.

Untuk Anda yang masih awam, vitiligo merupakan kelainan pigmen yang menyebabkan perubahan warna kulit jadi tak merata. Bercak putih menghiasi kulit penderitanya. 

Menjadi model Victoria's Secret merupakan impaian yang jadi nyata untuk Winnie. Jebolan America's Next Top Model ini tak kuasa menyembunyikan rasa bahagianya.

"Saya harus akui, saya merasa jauh lebih tegang ketimbang biasanya," cerita Winnie saat bersiap di backstage VS Show, kepada People.

"Saya terus menangis, mengeluarkan air mata bahagia. Ini merupakan show besar pertamaku yang disiarkan di televisi seluruh dunia, pertaruhannya besar. Tapi saya sungguh bersemangat," sambungnya lagi. 

Untuk persiapan penampilan perdananya di panggung Victoria's Secret 2018, Winnie menjalani diet dan rajin berolahraga tiga bulan sebelumshowdigelar. Winnie mempercayakan kebugaran fisiknya pada pelatih pribadinya, Mato Novak. 

"Saya cardio dan angkat beban setiap hari, fokus pada bagian perut sebelum the big day," ceritanya lagi.

Demi mendapatkan bentuk tubuh ideal dan fit, Winnie juga menjalani akupuntur bersama Juhi Sigh. Perempuan berambut panjang ini juga rajinfacialdanmassageuntuk merilekskan diri.

Semua upaya rela ditempuhnya demi memberikan yang terbaik di atas panggung Victoria's Secret. 

"Ini segalanya bagiku. Victoria's Secret jadi show terbesar karena banyaknya orang yang menyaksikannya di seluruh dunia, menjadi bagian dari keberagaman Victoria's Secret Angel merupakan kehormatan yang sangat kubanggakan," kata Winnie sepenuh hati.

"Setiap langkah luar biasa menuju kesetaraan dan keberagaman industri mode, dan untukbrandbesar seperti Victoria's Secret, berani mengajak model vitiligo sepertiku merupakan langkah besar untuk menormalisasi industri ini secara utuh. Saya senang jadi yang pertama, tapi ada bagian dalam diriku yang merasa sedih bahwa tak banyak yang sepertiku sebelumnya, dan saya berharap akan ada lebih banyak lagi ke depannya. Kita harus berjuang untuk keberagaman," tutupnya.