Xiaomi Klaim Mi 11 Laku 1 Juta Unit, Total 10 Juta Flagship di 2020

pada 4 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

 

Uzone.id- Meski pandemi menerjang, namun perusahaan digital dan produsen gadget sepertinya bisa bertahan. Terbukti, vendor smartphone asal China, Xiaomi masih mampu mengapalkan 146,4 juta unit smartphone secara global, yang angkanya mengalami kenaikan 17,5 persen YoY.

Sepanjang 2020, Xiaomi mencatatkan pendapatan dari bisnis smartphone-nya mencapai 152,2 miliar yuan atau naik 24,6 persen YoY. Angka tersebut setara dengan Rp335,7 triliun. Sedangkan di Q4 2020, pendapatan dari smartphone mencapai 42,6 miliar yuan (Rp93,9 triliun) atau tumbuh 38,4 persen YoY. Selama periode yang sama, pengapalan smartphone mencapai 42,3 juta unit yang menunjukkan pertumbuhan 29,7 persen. Demikian dilansir dari laporan resmi Xiaomi kepadaUzone.id, Jumat, 26 Maret 2021.

Menurut laporan dari Canalys, Xiaomi pada kuartal empat telah mempertahankan peringkat nomor 3 global dalam hal pengapalan smartphone dengan pangsa pasar 12,1 persen dan mencapai pertumbuhan sepanjang tahun paling besar di antara lima besar perusahaan smartphone global.

Baca juga:Melihat Komponen di Dalam Mi 11

Dalam laporan yang sama, Xiaomi mengklaim berhasil menjual setidaknya 10 juta unit smartphone premium di dunia sepanjang 2020 dengan harga jual di atas 3.000 yuan (Rp6,6 jutaan) di China atau setara 300 euro di pasar internasional. Mi 11 yang diperkenalkan pada bulan Desember meraih sambutan meriah, terbukti dengan pengapalan yang melampaui 1 juta unit pada 21 hari pertama sejak dijual. Begitu pula dengan seri Redmi Note 9 yang terjual lebih dari 30 juta unit di pasar global sejak diperkenalkan bulan Maret 2020 hingga 31 Desember 2020.

Bisnis AIoT

Xiaomi terus mendorong strategi “Smartphone x AIoT” seiring dengan pertumbuhan dari pendapatan IoT dan produk gaya hidup mencapai 8,6% YoY dengan pendapatan sebesar 67,4 miliar yuan. Pada Q4 2020, pendapatan dari segmen produk ini sebesar 21,1 miliar yuan yang mewakili pertumbuhan 8% YoY.

Sepanjang tahun 2020, pengapalan smart TV dari Xiaomi mencapai 12 juta unit yang memastikan kepemimpinan di pasar. Menurut All View Cloud (AVC), pada Q4 2020, pengapalan smart TV Xiaomi menempati peringkat pertama di China untuk kedelapan kalinya secara berturut-turut dan masuk dalam lima besar global.

Selaku pemimpin pada industri smart TV, Xiaomi terus fokus dalam memperkuat pasar premium dan kategori layar ultra-besar sembari memperluas jejak global. Menurut AVC pada Q4 2020, smart TV dengan merek Xiaomi dan Redmi menempati peringkat pertama untuk pasar di atas 70 inchi di China dengan pangsa pasar 27,7%. Untuk pasar internasional, menyusul kesuksesan peluncuran smart TV di India, Indonesia, dan Rusia, Xiaomi juga memperkenalkan smart TV untuk Perancis, Polandia, dan pasar penting lainnya pada tahun 2020.

Xiaomi telah memastikan lebih banyak sumber daya untuk produk IoT yang mendukung interkoneksi di dalam rumah pintar dan melanjutkan produk yang sudah diterima baik oleh pasar. Pengapalan AI Speakers selama tahun 2020 mencapai 10 juta unit sementara WiFi routers melampaui 15 juta unit. Mengutip laporan IDC pada Q3 2020, Xiaomi masuk dalam tiga besar untuk pasar China dalam hal pengapalan perangkat pintar meliputi penjernih udara, robot vacuum cleaner, kamera keamanan pintar, dan lampu pintar.

Baca juga: Realme 8 Pro Rilis di India, Harganya Tak Sampai Rp5 Juta?

Strategi “Smartphone x AIoT” terus dilakukan untuk membangun ekosistem hidup pintar bersama perangkat cerdas yang berpusat di smartphone. Per 31 Desember 2020, jumlah perangkat IoT yang terhubung (kecuali smartphone dan laptop) pada platform AIoT milik Xiaomi telah mencapai 324,8 juta unit, atau menunjukkan pertumbuhan 38% YoY. Jumlah pengguna dengan lima perangkat sekaligus atau lebih yang tersambung ke platfom AIoT (kecuali smartphone dan laptop) mencapai 6,2 juta orang atau naik 52,9% YoY.

Bisnis internet

Pendapatan Xiaomi dari layanan internet sepanjang tahun 2020 mencapai 23,8 juta yuan atau naik 19,7 dibandingkan tahun lalu. Sementara itu, dalam periode Q4 2020, pendapatan dari layanan internet terhitung 6,2 miliar yuan atau naik 8,4% YoY.

Jumlah pengguna MIUI menunjukkan pertumbuhan, dibuktikan dengan data bulan Desember 2020 dengan pengguna aktif bulanan dari MIUI naik 28% YoY menjadi 396,3 juta, sementara pengguna aktif bulanan MIUI dari China sendiri mencapai 111 juta.

Pendapatan dari iklan pada tahun 2020 tercatat 12,7 miliar yuan atau naik 19,2% YoY. Sementara itu pada Q4 2020 pendapatan dari iklan mencatatkan pertumbuhan yang tinggi yakni 3,7 miliar yuan atau naik 23,1% YoY. Xiaomi memastikan bahwa user experience selalu menjadi prioritas dalam penyempurnaan algoritma dan konten yang direkomendasikan.

Pasar internasional

Pendapatan Xiaomi dari pasar internasional sepanjang tahun 2020 mencapai 122,4 miliar yuan atau setara pertumbuhan 34,1% YoY, angka tersebut menyumbang 49,8% dari total pendapatan. Pada Q4 2020, pendapatan dari pasar internasional naik 27,6% YoY menjadi 33,8 miliar yuan yang menyumbang 47,9% dari total pendapatan.

Per 31 Desember 2020, produk milik Xiaomi telah terjual lebih dari 100 negara. Berdasarkan laporan Canalys, Xiaomi menempati ada di peringkat lima besar dalam pengapalan smartphone di 54 negara pada Q4 2020.

Xiaomi terus mendapatkan momentum pertumbuhan di pasar internasional tahun 2020. Menurut laporan Q4 2020 dari Canalys, Xiaomi masuk dalam tiga besar dalam hal pengapalan smartphone selama tiga kuartal berturut-turut di pasar Eropa dengan pangsa pasar 15,3%. Di Eropa Tengah dan Eropa Timur Xiaomi untuk pertama kalinya menempati peringkat pertama dengan pertumbuhan pengapalan 17,5% YoY dan menguasai 24,7% pangsa pasar. Di Eropa Barat, Xiaomi mempertahankan posisi di tiga besar merek smartphone berkat pertumbuhan pengapalan smartphone sebesar 57,3% YoY dengan menguasai 10,9% pasar.

Secara khusus, pengapalan smartphone Xiaomi di Spanyol menempati peringkat pertama dalam empat kuartal berturut-turut dengan pangsa pasar 27%. Perlu diinformasikan juga bahwa pengapalan smartphone Xiaomi tumbuh 86,2% di Perancis, 61,6% di Italia, dan 139,8% di Jerman dibandingkan periode yang sama tahun lalu.