Anniesa Hasibuan Bicara Busana Muslim di New York
Busana Muslim Indonesia masih terus mendapatkan perhatian di kota New York. Setelah Anniesa Hasibuan sukses menampilkan koleksi terbarunya untuk musim gugur dan musim dingin di panggung New York Fashion Week (NYFW) 2017, Anniesa meluncurkan koleksi khusus pengantin Muslim di Indonesia Fashion Gallery (IFG) bersama dua desainer lain, Mira Indria dan Mety Choa.
Beberapa hari kemudian, Anniesa didaulat untuk berbicara di kampus mode ternama di Amerika, Fashion Institute of Technology (FIT)."Saya melihat ada potensi besar di Amerika untuk gaun bridal. Saya masih test market dulu. Saya juga sudah riset, konsumen suka dengan gaun yang simple tapi glamour," kata Anniesa, kepada Maya Nurindah yang melaporkan untuk Republika.co.id.
Bukan tanpa alasan Anniesa meluncurkan lini busana pengantin Muslim di Indonesia Fashion Gallery. "Beberapa pembeli datang ke IFG menanyakan gaun untuk pengantin. Jadi sekarang kita luncurkan koleksi bridal untuk memenuhi kebutuhan pasar," jelas Teti Nurhayati, CEO IFG yang berlokasi di kawasan Manhattan.
Dari peluncuran lini busana pengantin, perjalanan Anniesa berlanjut ke kampus FIT memenuhi undangan untuk menjadi pembicara di konferensi berjudul "International Fashion and Culture Networking Conference".
Anniesa disejajarkan untuk tampil bersama dua pembicara lain yaitu penata gaya profesional Raquel Smith dan Meg Flather, Director of Education Tatcha cosmetic yang juga seorang pembicara motivasi, serta Verky Arcos, Editor Latina Magazine sebagai moderator. Mereka adalah pelaku mode yang berpengaruh di kota New York.
Raquel Smith, yang juga menata gaya penyanyi Beyoncé, sangat kagum melihat desain busana Muslim karya Anniesa. "Indah sekali, unik dan elegan. Anniesa pasti sukses di New York," kata Raquel yang juga berprofesi sebagai perancang perhiasan.
Ketika ditanya soal proses pembuatan karya-karya desainnya, Anniesa mengatakan bahwa setiap desain mempunyai arti, bukan hanya kreativitas. "Fashion di Amerika itu sangat memberikan inspirasi, dan bagi saya untuk menjadi seorang fashion designer bukan sekedar membuat baju tapi harus ada pesan yang ingin disampaikan," jelas Anniesa.
"Saya ingin orang lebih menghargai perbedaan dan budaya yang beraneka ragam. Pada dasarnya kita semua sama. Anniesa menjadi inspirasi karena sebagai desainer Muslim berani menampilkan karyanya di New York Fashion Week," ujar Aurora Azon, President International Fashion and Cultural Association sebagai penyelenggara dari acara konferensi di FIT.
“Saya tidak sabar melihat karya Anniesa berikutnya. Karena setiap karyanya mempunyai pesan yang sangat kuat dan menarik,” kata Verky Arcos menutup diskusi panel.
Kampus FIT yang didirikan tahun 1944 telah meluluskan ribuan desainer profesional. FIT dikenal sebagai barometer pendidikan mode dunia. Nama-nama alumni FIT terbukti menjadi kiblat tren setter mode, seperti Calvin Klein dan Michael Kors.
Konperensi di FIT ini adalah rangkaian kegiatan terakhir Anniesa Hasibuan di kota New York. "Senang sekali bisa menjadi pembicara di FIT.
Ini adalah apresiasi dari industri fashion Amerika, bukan hanya pada saya tapi untuk Indonesia juga," kata Anniesa seusai acara konferensi berlangsung.