Apa Beda Bakso Lampung dengan Jakarta?
Lampung, Uzone.id- "Pak, kami lapar."
Demikian kata seorang teman gue kepada pengemudi mobil yang menjemput kami di Bandar Udara Radin Inten, Bandar Lampung.
Gue dan lima teman memang belum makan sejak berangkat dari Bandar Udara Soekarno Hatta, Jakarta, pukul dua belas siang. Kami hanya menyantap setangkup roti dan tiga kukis di pesawat.
"Makanan khas di sini apa, Pak?" teman gue bertanya lagi. Dia duduk di samping pengemudi.
"Bakso Sony, Pak. Ada nanti di Kedaton," kata pengemudi.
"Bakso, Pak?" teman gue bertanya dengan nada agak kecewa.
"Atau kalau mau nasi padang," kata pengemudi.
"Kalau nasi padang di Jakarta juga ada," celetuk teman gue yang lain yang duduk di bagian belakang mobil.
Bakso juga ada di Jakarta. Kata gue di dalam hati. Tapi sebagai orang yang baru kali pertama menginjakkan kaki di Bandar Lampung, gue penasaran juga sih sama Bakso Sony.
Bagaimana rasanya? Apakah sama dengan bakso yang ada di Jakarta? Lantas apa yang istimewa dari Bakso Sony, sehingga menjadi kuliner khas Bandar Lampung?
Maka setelah menempuh perjalanan sekitar tiga puluh menit, tibalah kami di sebuah kedai makan dengan warna dinding dominan kuning.
Di depannya, terdapat papan bertulis BAKSO & MIE AYAM SON HAJI - SONY.
Ketika masuk dan membaca papan menu besar di belakang kasir, kedai ini memang hanya menyajikan bakso, mi ayam, serta minuman pelengkap seperti es jeruk, teh, dan lainnya.
Lantas ada satu hal yang menarik perhatian gue, yaitu empat kotak pendingin besar yang berbaris rapi di sisi kiri ruangan.
Namun sebelum mencari tahu perihal isi kotak itu, gue fokus terlebih dahulu ke menu andalan di Bakso Sony.
Ya. Gue memesan bakso tanpa mi (Rp 15 ribu, harga bakso pakai mi juga sama).
Begitu enam pentol bakso serta kuah di dalam mangkuk tersaji di atas meja, gue memang melihat satu perbedaan. Serat-serat di bakso tampak sangat tegas.
Untuk membelahnya pun, gue perlu memegang sendok dan garpu dengan lebih erat. Begitu masuk ke mulut terasa sekali teksturnya yang padat, tetap tetap kenyal dan mudah dilumat.
Soal rasa, tidak ada perbedaan antara Bakso Sony dengan bakso-bakso yang ada di Jakarta.
Nah, kembali ke kotak pendingin tadi. Ternyata, di dalam kotak ini terdapat kemasan-kemasan berisi bakso dan pempek mentah. Ini bisa menjadi oleh-oleh untuk keluarga di rumah atau teman, gaes.
"Bakso sapi yang 750 gram isi 50, harganya Rp 125 ribu sudah sama bumbu, kalau enggak sama bumbu, harganya Rp 120 ribu," kata Eko, seorang pramusaji di Bakso Sony.
Bumbu bakso ini bisa dipakai untuk kuah dengan takaran minimal tiga liter air. Sementara itu, pempek mentah 850 gram serta cukanya dijual dengan harga Rp 60 ribu.
Jadi, selain dapat menikmati baksonya langsung di toko, kamu bisa membawa pulang bakso atau pempeknya. Mungkin ini yang membuat Bakso Sony terkenal di Bandar Lampung.