icon-category Technology

Apes! Jadi Admin WhatsApp Dadakan, Mahasiswa Ini Malah Masuk Bui

  • 24 Jul 2018 WIB
Bagikan :

Seorang siswa dikurung lima bulan di penjara India atas pesan WhatsApp yang katanya tidak dia kirim.

Laporan setempat mengatakan lelaki berusia 21 tahun itu dituduh melakukan penghasutan karena konten yang "tidak menyenangkan", meskipun tidak jelas apa kata pesan itu.

Polisi menuduh lelaki itu adalah administrator grup WhatsApp, ketika keluhan diajukan.

Keluarganya berpendapat dia dijadikan "admin default" hanya setelah administrator asli telah keluar dari grup.

Junaid Khan, seorang mahasiswa dari kota Talen di negara bagian Madhya Pradesh di India tengah ditangkap pada 14 Februari lalu. Menurut laporan setempat, tuduhan itu berasal dari pesan yang diteruskan dalam grup WhatsApp yang dia menjadi bagiannya dan menyebabkan Khan dituduh melakukan hasutan.

Khan telah menghabiskan lima bulan terakhir di penjara, meskipun sifat pesan "tidak menyenangkan" belum jelas.

Dikutip BBC dari The Times of India, polisi menangkap Khan karena menjadi administrator grup WhatsApp pada saat kasus itu menjadi perhatian mereka. Keluarga lelaki yang ditangkap mengatakan, ini hanya karena dua anggota lain keluar dari grup itu.

Salah satu dari orang-orang ini diduga telah mengirim pesan yang menyinggung dan dilaporkan juga telah ditangkap.

Inspektur polisi Rajgarh mengatakan kepada surat kabar bahwa pasukan itu memverifikasi apakah ada pihak lain yang juga merupakan admin dari kelompok yang sama.

Sebagi informasi, berdasarkan KUHP India (IPC) dan Undang-undang TI, admin kelompok di media sosial dapat terancam penjara karena berbagi pesan yang dianggap menghina agama atau politik.

Dengan sedikitnya 200 juta pengguna aktif bulanan di negara ini, WhatsApp sering menjadi penyebab penangkapan ini. Pihak berwenang mengatakan, langkah-langkah itu dilakukan untuk mencegah penyalahgunaan media sosial seperti menghasut kekerasan yang menjadi penyebab serentetan pembunuhan yang telah menyebar ke seluruh India dalam beberapa bulan terakhir.

Ilustrasi anti kekerasan. [Shutterstock]
Ilustrasi anti kekerasan. [Shutterstock]

Namun, pihak lain mengatakan bahwa ada kecenderungan bagi polisi untuk menggunakan hukum dalam menekan kebebasan berbicara.

Jumat (20/7/2018), perusahaan milik Facebook mengumumkan akan membatasi berapa kali pesan dapat diteruskan di India, untuk mengekang penyebaran informasi palsu di platformnya. Pengumuman itu muncul setelah serentetan kekerasan terkait dengan pesan yang beredar di grup-grup WhatsApp. [BBC/Times of India]

 

Berita Terkait:

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Tags : hoax Whatsapp 

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini