icon-category Digilife

Apple Tolak 1 Juta Aplikasi Masuk AppStore, Selamatkan Rp21,3 Triliun

  • 14 May 2021 WIB
Bagikan :

Uzone.id - Apple mengklaim telah melindungi penggunanya dari aksi hacker dan penyebaran virus berbahaya. Mereka mengaku telah menolak sekitar 1 juta aplikasi yang berpotensi berbahaya, serta menyelamatkan sekitar USD1,5 miliar atau setara Rp21,3 triliun.

Dilansir melalui BGR, Jumat, 14 Mei 2021, hal ini diungkap Apple dalam rangka melaporkan upaya mereka untuk membuat nyaman para pengguna. Satu juta aplikasi yang ditolak masuk itu terjadi sejak awal sampai akhir tahun 2020.

USD1,5 miliar itu merupakan estimasi Apple terkait dengan aplikasi berbahaya yang berpotensi sebagai penipuan. Semua dimulai dengan upaya Apple yang membentuk tim App Review. Mereka melakukan pengecekan setiap hari dan memperbaharui toko aplikasi, memastikan tak ada aplikasi yang menimbulkan bahaya.

"Kami memastikan, semua aplikasi yang masuk telah mengikuti panduan AppStore terkait dengan privasi, keamanan dan perilaku scam," tulis Apple.

Dijelaskan dalam pengumuman tersebut, tim pengulas aplikasi yang dibentuk Apple telah bekerja dari hari ke hari. Pada 2020 lalu, mereka telah membantu sekitar 180 ribu developers untuk meluncurkan aplikasi baru. Dalam periode tersebut, hampir satu juta aplikasi baru dan satu juta update yang ditolak atau dihapus.

"Sebanyak 48 ribu dari jutaan aplikasi itu ditolak karena memiliki fitur tersembunyi atau tidak disertakan dalam dokumen penjelasan. Selain itu, ada juga 150 ribu aplikasi yang ditolak karena setelah diteliti lebih lanjut ternyata merupakan spam, aplikasi tiruan, atau menipu pengguna dengan berbagai cara untuk melakukan pembelian," papar pihak Apple.

Lebih lanjut Apple mengungkap jika pengembang sering melanggar aturan untuk meningkatkan rating aplikasi mereka. Caranya dengan membuat ulasan palsu. Oleh karena itu Apple mengatakan bahwa mereka menghapus lebih dari 250 juta rating dan ulasan yang tidak memenuhi standar moderasi di sepanjang tahun 2020.

Apple juga mengaku telah menggunakan alat baru untuk memverifikasi peringkat dan meninjau keaslian akun, untuk menganalisis ulasan tertulis guna menemukan tanda-tanda penipuan. Ini juga dilakukan untuk memastikan bahwa konten dari akun yang dinonaktifkan telah dihapus.

"Kami menemukan ribuan akun pengembang setiap tahun yang dibuat dengan tujuan semata-mata untuk melakukan penipuan. Pada tahun 2020, 470 ribu akun pengembang tersebut telah dihentikan. Selain itu, 205 ribu pendaftaran ditolak karena masalah penipuan, mencegah pelaku kejahatan ini mengirimkan aplikasi ke AppStore," jelas mereka.

Sepanjang tahun itu pula Apple mengklaim telah menonaktifkan 244 juta akun pelanggan karena aktivitas penipuan dan penyalahgunaan. Mereka juga menolah 424 juta pembuatan akun baru yang menampilkan pola dan aktivitas yang setara dengan penipuan atau penyalahgunaan.

"Infromasi dan transaksi keuangan merupakan data yang sangat sensitif untuk dibagi online. Apple telah berinvestasi cukup besar untuk membangun sistem pembayaran yang aman, seperti Apple Pay dan StoreKit, yang digunakan lebih dari 900 ribu aplikasi untuk menjual barang dan layanan di AppStore. Informasi kartu kredit yang ada di Apple Pay tidak pernah kami bagi ke merchant, guna meminimalisir resiko pada proses transaksi pembayaran," katanya.

Data Apple menunjukkan, di 2020, teknologi canggih dan ulasan tim di Apple telah mencegah sekitar 3 juta kartu kredit dicuri atau disalahgunakan untuk membeli layanan dan perangkat di AppStore secara ilegal. Mereka juga telah memblokir sekitar 1 juta akun bermasalah agar tidak bertransaksi kembali di AppStore. Ini artinya, Apple telah memproteksi sekitar USD1,5 miliar potensi transaksi penipuan di 2020.

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini