Home
/
Gadget

Asal-usul Terciptanya Google Glass, Produk Gagal Google

Asal-usul Terciptanya Google Glass, Produk Gagal Google
Hani Nur Fajrina10 December 2019
Bagikan :

(Ilustrasi/dok. Engadget)

Uzone.id -- Usia Google Glass generasi Explorer Edition secara aktif hanya bertahan selama 5 tahun lebih sedikit. Google mengumumkan akan menghentikan dukungan aplikasi MyGlass yang mengoperasikan kacamata pintar ini per 25 Februari 2020.

Dengan kata lain, Google Glass Explorer Edition yang ditujukan untuk para konsumen ini bisa dibilang sebagai produk gagal Google. Lantas, gimana asal-usul terciptanya produk pintar Glass?

Jadi, Google memiliki tim bernama Google X yang didedikasikan untuk mengembangkan teknologi super canggih, seperti mobil tanpa pengemudi (self-driving car). Melalui Google X, mereka membentuk Project Glass.

Sudah ketebak dong ya, Project Glass ini menghasilkan perangkat berupa kacamata pintar Google Glass.

Baca juga: 3 Alasan Google Glass Dimatikan

Salah seorang pendiri Google, Sergey Brin memamerkan prototype Glass di ajang Google I/O pada 2012. Di acara ini, Brin membagikan pengalaman para atlet, skydiver, hingga pendaki gunung saat mereka menggunakan Glass.

Brin juga menjelaskan kalau Glass ini bisa dipakai untuk memotret gambar hingga merekam video secara langsung saat sedang dikenakan. Tak cuma itu, Glass juga bisa terkoneksi dengan internet.

Saat itu sih reaksi orang-orang beragam, namun namanya juga inovasi baru, euforia atau responsnya masih terbilang positif.

Google Glass kemudian resmi dijual ke pasaran seharga US$1.500 atau setara Rp21 juta. Saat itu, Glass dianggap terlampau mahal untuk sebuah produk percobaan, ditambah desainnya yang agak ‘ajaib’.

Baca juga: Mode 'Samaran' Google Maps Hadir di iPhone

Awalnya Google Glass ini memiliki bobot yang cukup berat, yakni 3,6 kilogram. Menyadari terlalu berat, akhirnya tim teknisi merombak ulang dan akhirnya bisa menjual kacamata pintar ini dengan bobot super ringan seperti kacamata hitam pada umumnya.

Meski Google Glass dinilai bisa menjadi pijakan awal ke era serba virtual, sayangnya kacamata pintar ini gak terlalu hype dan kalah popularitasnya dengan perangkat wearable lain seperti jam tangan pintar.

Google akan mematikan MyGlass per 25 Februari 2020. Jadi pengguna harus menggunakan koneksi Bluetooth kalau mau terhubung ke Google Glass. Kalau pengguna gak mau update software Google Glass Explore Edition ini, maka beberapa aplikasi seperti Gmail, YouTube, hingga Hangouts gak bisa dipasang langsung di kacamata ini. Dengan kata lain, aplikasi tersebut gak bisa tampil di lensa kacamata.

populerRelated Article