icon-category News

Astaghfirullah, Prostitusi LGBT Depok Marak di Medsos

  • 14 Jan 2018 WIB
Bagikan :

Astagfirullah. Lesbi, Gay, Biseksual, dan Trandgender (LGBT) marak di Depok, bukanlah isapan jempol. Bahkan, para pelaku LGBT sudah terang-terangan menunjukkan identitas diri dan komunitasnya.

Coba cari di mesin pencarian google dan ketik kata kunci lesbi atau gay Depok dan prostitusi gay atau waria Depok, maka banyak muncul nama komunitas lesbi atau gay. Bahkan juga bermunculan prostitusi online lesbi, gay dan waria dengan menggunakan beragam aplikasi jejaring sosial seperti instagram, twitter, facebook, badoo dan girndr.

Republika mencoba menelusuri beberapa akun prostitusi LGBT di pencarian google, muncul beberapa akun, diantaranya @aliyawariadepok, @marisawariadepok, @gayberondongdpk, @gaymargonda, @belogmargonda, @smalesbidepok

Salah satu akun twitter yang mencantumkan nomor handphone coba dihubungi. Terdengar suara serak-serak lembut yang memperkenalkan diri dengan nama, sebut saja Feby. Setelah percakapan basa-basi, dia dengan terang-terangan menawarkan layanan sex dengan tarif Rp 300 ribu untuk short time.

Setelah terjadi kesepakatan, Feby memberitahu tempat pertemuan di sebuah salon kecantikan. Tak begitu susah menemukan alamat salon yang disebutkan yakni di ruko yang terletak di Jalan Arif Rahman Hakim (ARH), Depok.

Sosok waria yang lumayan bahenol menyambut dengan ramah di ruangan salon ber AC berukuran 3 meter x 5 meter. Terjadi perbincangan ringan diselingi dengan canda khas waria. Feby mengaku, bernama asli Febrianto berusia 29 tahun. "Aku sih nyembong (nyambi) aja. Puas dapat duit juga sih," ujar Feby Kamis (11/1).

Feby yang tampil dengan pakaian wanita yang cukup modis ini ternyata bersama dua teman waria lainnya, Ani (27) dan Larisa (27), berprofesi sebagai kapster salon. "Ini usaha kami bertiga sejak 2014. Aku sama Marisa tinggal di sini, kalau Ana ngekos bersama cowok brondong-nya (pria muda) di Margonda," ucap Feby.

Perbincangan dengan tiga waria yang lumayan cantik ini semakin seru. "Pelanggan salon juga banyak pria. Kami juga beri layanan lebih bagi para pria pengemar waria, hahaha. Ada kamarnya dibelakang. Dijamin nyaman dan aman kok," tuturnya.

Menurut Feby, praktik layanan seks dilakukan usai salon tutup, pukul 22.00 WIB hingga pukul 02.00 WIB. Namun, kadang tak masalah layanan seks dilakukan saat salon masih beroperasi, jika suasana sepi. Layanan seks juga ditawarkan melalui instagram, twitter dan facebook. "Hampir setiap hari, kami bertiga layani 10 pria yang butuh layanan seks, ada yang usai potong rambut ada juga yang datang hanya butuh layanan seks saja," ungkapnya.

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Tags : LGBT depok 

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini