Astrid Tiar Membahagiakan Anak-anak dengan Mandi Hujan
Saat tidak bekerja, Astrid Tiar mengasuh kedua puterinya, Annabel dan Isabel. Ia jarang mengizinkan kedua putrinya bersentuhan dengan gawai. Ia menjaga hubungan dengan anak-anak dengan cara sederhana namun menyimpan sejuta makna.
“Kalau anak sibuk dengan gawai, malah jarang mengobrol dengan orang tua,” tutur Astrid.Suatu hari hujan turun begitu deras membasahi kediaman Astrid. Annabel merengek, meminta kepada ibunya agar mereka masuk ke dalam rumah. Ternyata, si sulung takut dengan air hujan.
Beberapa hari kemudian, Astrid mengajak Annabel dan Isabel duduk di teras rumah. Cuaca siang itu mendung, nampaknya akan turun hujan. Annabel kembali mengajak Astrid masuk, namun permintaannya tidak dipenuhi.
Gerimis mulai turun, ia mengajak Annabel dan Isabel berjalan kaki ke luar rumah untuk mandi hujan.
“Saya bilang, ‘Hujan itu tidak menyeramkan dan menyakitkan.’ Itu kali pertama anak-anak mandi hujan, mereka senang sekali. Sekarang mereka tidak lagi mengajak berenang, kalau mau bermain air. Mereka sering bertanya kepada saya. 'Ma, kapan hujan turun lagi?'” ungkap Astrid sambil tertawa.
Kalau hujan tidak turun sementara anak-anak sudah gelisah, Astrid tidak kehabisan akal. “Saya pakai selang untuk menyiramkan air kepada mereka. Membahagiakan anak itu tidak perlu mahal karena bahagia itu sederhana,” pungkas Astrid menutup obrolan.
(han / gur)