icon-category Travel

Asyiknya Basah-basahan dengan Kapal Pesiar Quicksilver Cruiser Bali

  • 01 May 2018 WIB
Bagikan :

nenek moyangku orang pelaut

gemar mengarung luas samudra

menerjang ombak tiada takut

menempuh badai sudah biasa

Kalian pasti tahu banget dong, penggalan lirik dari lagu terkenal di atas. Memang, lagu itu menggambarkan kalau Nusantara ini pernah jaya di laut. Bahkan nenek moyang kita di abad ke-8 sanggup mengarungi samudera hingga Madagaskar, lho gaes.

Nah, sudah tepat rasanya ketika perusahaan tempat gue bekerja, PT. Metranet (yang menaungi UAd, UPoint dan Uzone.id) merayakan ulang tahunnya ke-9 yang jatuh pada 17 April, memilih salah satu destinasi basah-basahan di lepas pantai Pulau Nusa Penida, pulau terbesar di Provinsi Bali.

alt-img

Setelah memilih Yogyakarta sebagai destinasi perayaan ulang tahun pada 2017, tahun ini Metranet memilih salah satu destinasi wisatanya menikmati kapal pesiar Quick Silver IX atau Quicksilver Cruiser Bali (QCB). Cihuyy!

Kapal pesiar dengan desain futuristik ini mengantarkan para pelancong membelah lautan dengan berangkat dari pelabuhan Tanjung Benoa dan berlabuh di sebuah ponton atau tongkang di tepi pantai yang jaraknya selemparan batu dari pulau Nusa Penida.

Di ponton yang layaknya seperti pulau buatan itu, kita bisa bermain-main dengan air laut, mulai dari banana boat, snorkeling, diving, seluncuran layaknya di waterboom. Pokoknya asik deh saat basah-basahan.

alt-img

Untuk paketnya sih, 1 orang dikenakan biaya sekitar Rp800 ribu. Kita bisa bermain snorkling, main perosotan, sampai banana boat sepuasnya. Iya, sepuasnya, tapi kalau pengalaman gue sih, dua kali main banana boat saja perut sudah terasa mual-mual. he-he-he.

Untuk snorkeling, gue rasa lumayan lah melihat ikan cukup banyak daripada yang pernah dilihat di sekitar Pulau Pari, Kepulauan Seribu.

alt-img

Tapi sayang di dasar terumbu karang sudah banyak yang rusak. Kebetulan saat itu cuaca cerah sehingga arus air laut pun bisa bersahabat.

Setelah puas mandi air laut, kita dapat makan siang sepuasnya (buffet). Menunya sangat beragam, mulai kuliner western sampai rujak pun ada.

alt-img

Oya, kita juga bisa menyelam dengan masuk dalam kabin semi kapal selam tanpa harus basah-basahan.

Ikan yang kita lihat cukup besar dan beragam. Pokoknya bikin stres akibat pekerjaan hilang sejenak.

Menikmati alam bawah laut dengan semi kapal selam setelah kita melakukan village tour yang berada di pesisir Pulau Nusa Penida. Untuk menuju ke Nusa Penida ini kita nyambung pakai perahu nelayan yang bermesin tunggal.

Village tour sudah termasuk paket destinasi dan areanya masih dimiliki oleh perusahaan yang punya QCB.

Di sana kita bisa pakai baju adat Bali dan mengabadikannya dengan beberapa jepretan foto dari beberapa sudut pandang.

alt-img

Kita juga bisa melihat acara sabung ayam yang memang sudah jadi bagian budaya Bali. Ada juga permainan voli pantai dan bowling dari buah kelapa. Bisa dibayangin kan, susahnya ngegelindingin buah kelapa ke target.

Harap dicatat juga nih, gaes. Perjalanan QBC dari Tanjung Benoa ke panton di pagi hari pukul 9.00 WITA. Jangan sampai telat deh. Perjalanan memakan waktu sekitar 60 menit.

Kapal akan membawa kita kembali dari ponton ke dermaga Tanjung Benoa sekitar pukul 15.00 WITA. 

Mengenal Quicksilver Cruiser Bali

alt-img

QCB untuk melayani wisatawan di Tanjung Benoa, ternyata asli dibuat di Serang, Banten, loh. Tepatnya dibuat di galangan kapal Caputra Mitra Sejati yang berafiliasi dengan Caputra Bumi Bahari sebagai pemilik dan operator QCB.

Uzone.id pun diberi kesempatan untuk sedikit berbincang dengan Kapten Kapal Cornelis Lumansik (52) yang sudah sekitar 3 tahun mengoperasikan kapal pesiar yang kalau bentuknya dikenal dengan jenis Catamaran Wave Piercing. Dia membeberkan betapa canggihnya QBC.

“Kapal ini manuvernya lebih mudah, sistem azimutnya kapal bisa manuver langsung ke kiri dan ke kanan. Operasinya pun cuma pakai satu ini saja, joystick saja,” ujar Cornelis. Wah, kayak main PS aja gaes.

alt-img

QCB ini memiliki kecepatan hingga 27 knot dengan mengandalkan 4 mesin, di mana masing-masing mesin punya kapasitas 1.500 hp. Bobot kosong mencapai 230 deadweight tonnage (dwt).

Gue merasakan sendiri meskipun dalam kecepatan tinggi, kapal tidak terlalu diombang-ambing gelombang air laut.

Ayah tiga anak ini juga kadang melakukan dua kali perjalanan bolak-balik dari Tanjung Benoa ke dekat Pulau Nusa Penida jika kunjungan wisatawan sampai membludak. Satu kali perjalanan jaraknya kurang lebih 75 km.

QCB ini termasuk paling besar dibandingkan Quicksilver VI dan VII buatan Australia yang beroperasi di Batavia Marina, Sunda Kelapa, Jakarta. QCB bisa menampung 500 penumpang dan 50 awak.

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini