Home
/
Lifestyle
Awas, Bahaya Internet Mengintai Anak Anda
TEMPO.CO21 December 2016
Bagikan :
TEMPO.CO, Jakarta - Banyak orang tua meyakini rumah adalah tempat yang aman untuk anak-anaknya. Sayangnya, keyakinan itu tidak selalu benar. Bila anak-anak adalah pengguna internet, maka bahaya mengintai anak di dalam rumah sendiri.
Kecanggihan teknologi dan kemajuan era informasi tak lepas dari penggunaan internet. Namun, bila Anda sebagai orang tua tak mengawasi penggunaan internet anak dengan saksama, bisa jadi anak Anda menjadi korban bahaya yang timbul akibat penggunaan internet.
Tak bisa dipungkiri internet membawa manfaat dan ilmu namun anak-anak rentan menjadi korban bahaya internet yang meliputi konten-konten pornografi, kekerasan, kebencian, ketidaksopanan, dan iklan-iklan dengan konten dewasa. Tak seperti orang dewasa yang bisa mengambil sikap, anak-anak akan menyerap semua informasi yang diperoleh. Mereka juga tidak tahu cara menahan berbagai godaan, ajaran yang salah, dan kenegatifan. Belum lagi penggunaan media sosial yang tidak terkontrol.
Pernahkah mendengar soal cyber bullying (kekerasan dunia maya) atau cyber attack (serangan dunia maya)? Penggunaan media sosial yang terlalu bebas dan mengabaikan etika membuat banyak orang begitu mudahnya menyerang, menghina, mengejek, mengolok-olok, dan memfitnah orang di media sosial. Agar anak terhindar dari berbagai penyakit yang muncul dari penggunaan internet, begini caranya melindungi mereka:
1. Buat aturan yang jelas
Ini langkah pertama yang cukup penting dalam penggunaan internet di rumah. Setiap keluarga punya standar, tradisi, dan aturan masing-masing dalam segala hal. Saatnya Anda membuat aturan main yang tegas dan jelas soal penggunaan internet. Tentukan batasan dan aturan seperti menentukan situs dan aplikasi apa saja yang boleh dan tidak boleh dibuka anak-anak di internet.
Jika perlu, Anda bisa memblokir atau mengaktifkan mode batasan usia pada situs-situs tertentu. Tentukan pula aturan tentang waktu dan durasi menggunakan internet, juga lokasi penggunaannya. Misalnya, internet tidak boleh digunakan di dalam kamar tidur atau ruangan yang sepi. Yang perlu diingat, Anda harus konsisten dalam membuat dan menjalankan aturan. Jangan sampai Anda sendiri yang melanggarnya.
2. Perhatikan kestabilan emosi anak
Cyber bullying dapat memberikan pengaruh yang sangat buruk pada kesehatan mental anak. Sebagai orang tua, Anda harus cepat tanggap dan sensitif dalam mengetahui apakah anak Anda menjadi korban atau pelaku cyber bullying. Caranya, dengan mengenali dan memperhatikan kestabilan emosi anak. Saat Anda merasakan adanya perubahan perangai dan emosi anak, Anda perlu menyelidiki bagaimana aktivitas anak di media sosial.
3. Dorong anak untuk bersosialisasi di dunia nyata
Terkadang, media sosial membuat seseorang merasa memiliki banyak teman, namun semua itu semu. Doronglah anak Anda untuk aktif bersosialisasi di dunia nyata. Anak-anak yang percaya diri dan pandai bersosialisasi cenderung akan memiliki banyak teman. Pertemanan yang nyata akan membuat kehidupan sosial anak lebih berwarna, memberikan kebahagiaan sejati pada anak, juga membuat anak lebih sibuk di dunia nyata.
4. Ajari etika menggunakan media sosial
Anda mungkin pernah membaca—bahkan menjadi korban—komentar dengan kata-kata kasar, penuh penghinaan, tidak sopan, yang ditulis anak-anak di bawah usia dan ditujukan untuk orang dewasa di media sosial. Bila tidak pernah, cobalah buka salah satu foto di akun instagram milik artis. Bacalah kolom komentarnya. Selain komentar para penggemar dan pedagang yang berpromosi, komentar dari haters turut eksis.
Bagaimana mungkin anak-anak bisa menulis kalimat-kalimat tidak pantas itu? Mungkin orang tua yang salah, kurang membekali mereka dengan pendidikan etika. Tidak hanya etika dalam berlaku di dunia nyata, etika dalam menulis, berkomentar, dan mengunggah konten di internet pun diperlukan.
Ajarkanlah anak Anda etika dalam menggunakan media sosial. Bagaimana menulis status yang baik dan bermanfaat bagi yang membacanya. Juga etika memberikan komentar kepada orang lain.
Ya, tugas Anda sebagai orang tua untuk mengajarkan hal ini, karena mungkin hal ini tak didapat anak di pelajaran sekolahnya.
TABLOIDBINTANG
Berita lainnya:
Mie Jambret, Sensasi Makan Mi di Penjara
Para Siswi di Bali Terima Vaksin Kanker Serviks
Virus Zika Ternyata Bisa Dilawan dengan Antibodi
Berita Terkait:
Sponsored
Review
Related Article