icon-category Health

Bagaimana Cara Bersikap Ketika Rekan Kerja Diangkat Jadi Atasanmu?

  • 30 Oct 2017 WIB
Bagikan :

Ikhtisar
  • Kemunculan sifat cemburu kepada rekan yang mendapatkan promosi adalah hal yang wajar. Tapi, bukan berarti kesuksesan orang lain adalah kegagalan bagi dirimu.
  • Di sisi lain, keberhasilan teman bisa jadi kesempatan untuk mengidentifikasi kekuranganmu selama ini, mendapatkan feedback dari bos demi pengembangan diri, serta jadi motivasi guna bekerja lebih baik.

Bayangkan dirimu sebagai seorang karyawan yang bekerja di perusahaan bonafide. Kamu menikmati pekerjaanmu, sudah berkarier selama beberapa tahun, dan selalu berusaha melakukan yang terbaik. Sebagai karyawan, kamu sudah dianggap cukup berpengalaman. Mungkin jabatanmu sekarang sudah memiliki embel-embel “senior” di belakangnya.

Suatu hari, bosmu mengirim pengumuman ke seluruh karyawan. Bisa dalam wujud email, sekadar pengumuman di group chat, atau mungkin secara langsung dalam rapat besar. Isi pengumuman itu adalah bahwa temanmu baru saja dipromosikan menjadi manajer atau leader. Teman yang tadinya punya jabatan setara denganmu, kini menjadi atasanmu.

Pernah mengalami hal seperti ini? Bila kamu telah menjadi profesional untuk waktu lama, mungkin kamu sudah familier. Perubahan jabatan rekan sejawat bisa menimbulkan gejolak di lingkungan kerjamu, dan akan membuatmu merasakan salah satu hal berikut.


“Kok, bukan saya?”

Kecemburuan. Kamu bisa saja mengaku tidak tertarik untuk mendapat jabatan lebih tinggi. Tapi akui saja lah, bila orang yang setara denganmu kini tiba-tiba jadi di atasmu, sedikit banyak pasti ada rasa berat yang tersulut di dalam hati. Apalagi bila kamu mengetahui seberapa besar bonus dan kenaikan gaji yang ia dapatkan.

Bowing | Photo 1

Kamu akan bertanya-tanya, mengapa bukan kamu yang mendapatkan kenaikan jabatan? Ini reaksi yang natural, apalagi bila kamu sudah menginginkan jabatan itu sejak lama. Meski rasa cemburu itu natural, kamu tetap harus mengendalikan diri. Jangan sampai terdorong untuk “menjegal” rekan sejawatmu. Satu hal penting untuk kamu ingat: kesuksesan orang lain bukanlah kegagalan bagi dirimu.


“Karier saya mentok!”

Kamu sudah lama memegang satu posisi, tapi tiba-tiba ada orang baru yang melesat naik ke atasmu. Kepercayaan dirimu bisa runtuh. Kamu bisa merasa bahwa kariermu sudah mentok, kamu tidak bisa lebih sukses dari ini dan selamanya hanya akan jadi karyawan rendahan. Lebih parah lagi, kamu mungkin berpikiran untuk resign saja.

Bila itu terjadi, yang harus kamu lakukan adalah berkaca dan melihat kembali ke belakang. Apakah selama ini kinerjamu sudah bagus? Apakah kamu memiliki kualitas untuk menjadi seorang leader? Apakah telah terjadi nepotisme? Jangan terburu-buru mengambil kesimpulan, tapi lihatlah situasinya secara objektif dan dengan kepala dingin.

Setiap orang memiliki jalan berbeda-beda, dan bila kamu tidak mendapat suatu jabatan, bisa jadi itu bukan posisi terbaik untukmu. Hanya karena satu kesempatan tertutup, bukan berarti tidak ada kesempatan lain.

Sudah merasa cukup hebat dan seharusnya naik pangkat? Coba utarakan pendapat tersebut pada bosmu. Mungkin kamu punya kekurangan yang selama ini tidak kamu sadari.


“Inilah akhir dari pertemanan kita.”

Rekan sejawat, apalagi dari divisi yang sama, biasanya punya ikatan pertemanan yang erat. Selama ini kalian mengalami susah senang bersama, bekerja bersama, menghabiskan waktu makan siang bersama, mungkin juga berkegiatan di luar kantor bersama-sama. Tapi sekarang temanmu naik jabatan. Kalian sudah tidak setara lagi.

Lunch Together | Photo 1

Relasi di antara kalian pasti akan berubah. Tapi bukan berarti pertemanan itu harus hancur sama sekali. Asalkan kalian tetap bersikap profesional dan saling menghormati, berteman dengan bos pun bukan masalah. Jangankan kepada atasan, dua sikap ini sudah semestinya kamu miliki ketika berteman dengan siapa pun.


“Asyik, bisa lebih santai!”

Atasanmu adalah teman dekatmu. Menyenangkan, bukan? Kamu bisa bermalas-malasan sedikit, dia pasti tidak akan marah. Apalagi kalian pernah merasakan suka duka yang sama.

Pastinya dia mengerti bahwa pekerjaanmu susah, dan kamu sesekali butuh untuk rileks juga. Siapa tahu, dia bisa membantu “memuluskan” kariermu di perusahaan.

Stop pikiran-pikiran seperti ini. Bila temanmu memperbolehkan karyawan lain bermalas-malasan atau mendapat perlakuan khusus hanya karena berteman akrab, justru itu artinya dia bukan atasan yang baik. Seharusnya kamu menjadikan temanmu itu motivasi untuk bersaing dan bekerja lebih rajin, bukan sebaliknya.

Dengan bermalas-malasan—dan memperbolehkan teman bermalas-malasan—kalian telah bekerja sama merugikan perusahaan. Lambat laun kebusukan pasti akan tercium, dan ketika saat itu tiba, kalian akan jatuh bersama-sama. Kamu mau seperti itu?


Melihat teman naik pangkat adalah perasaan yang campur aduk. Di satu sisi kamu senang karena temanmu mendapat rezeki, sementara di sisi lain juga muncul perasaan-perasaan negatif seperti di atas. Itu hal yang wajar, namun bukan berarti perasaan negatif harus dituruti.

Kesukesan orang lain bukanlah kegagalan bagi dirimu

Hal terpenting yang harus kamu lakukan adalah tetap fokus menjadi seorang profesional yang dapat diandalkan. Pertahankan kualitas kerjamu, dan jangan lupa untuk introspeksi kekurangan-kekurangan yang ada. Yakinlah bahwa usaha tak akan pernah mengkhianati hasil. Masa kejayaanmu akan datang pada waktunya.

Sumber: The Muse

(Diedit oleh Iqbal Kurniawan)

The post Bagaimana Cara Bersikap Ketika Rekan Kerja Diangkat Jadi Atasanmu? appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Tags : Rekan kerja bos 

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini