icon-category Health

Belajar Melawan Kanker di Barcelona

  • 22 Jun 2019 WIB
Bagikan :

Spanyol dihuni oleh manusia yang mayoritas berkarakter santai, tipikal mayoritas penduduk kawasan Mediterania. Begitu juga dengan suasana di salah satu kotanya, Barcelona.

Berada di salah satu pusat wisata dunia, tidak membuat saya menjadi kalap untuk memperlakukan diri saya layaknya turis. Bagi saya Barcelona adalah kawasan yang sangat indah bahkan lebih dari pemandangan saja.

Barcelona mirip Bali, ada pantai dan orang-orang berseliweran dengan berbagai bahasa.

Fenomena overtourism di Barcelona memang benar adanya. Jika saya sedang berada di pusat kota, kondisi ini jelas cukup mengganggu. Bahkan masyarakat setempat juga kurang suka jika terlalu padat.

Namun apa mau dikata, kota ini memang sangat indah. Tak heran jika menarik minat banyak wisatawan dari seluruh penjuru dunia.

Kota ini sangat berbeda dengan Jakarta yang didominasi mal, karena di Barcelona justru memiliki banyak taman.

Ini tahun keenam saya tinggal di kawasan La Rambla, Barcelona. Hampir setiap hari saya 'berjuang' menuju kampus Universitat de Barcelona, yang berada tidak jauh dari Camp Nou, untuk berjibaku dengan seluk beluk urusan doktoral.

Saya adalah mahasiswa magister jurusan Cancer Nanomedicine: Physiopathology and Biochemistry di Facultat de Farmacia.

Saat ini saya sedang dalam tahap akhir masa studi, sudah hampir empat tahun saya berkutat dengan urusan 'mengantar' obat untuk melawan sel kanker.

Di Barcelona saya khusus mempelajari drug delivery system atau sistem pengantaran obat melalui nano teknologi.

Sederhanya, sekarang saya sedang mendesain sebuah 'kendaraan' untuk menyampaikan obat anti kanker ke target sel.

Caranya adalah membuatnya cocok dengan tubuh manusia, misalnya menambahkan senyawa kolesterol, kemudian zat-zat lain yang sesuai dengan tubuh.

Inilah yang saya kerjakan selama empat tahun ini. Saya harus memastikan kekuatannya si pengHantar obat, hingga berapa persen obat yang berhasil meluluhkan sel kanker.

Jika selama ini salah sat metode melawan kanker adalah kemoterapi, yang notabene adalah cara destruktif, maka apa yang saya lakukan adalah sebaliknya yakni dengan meminimalisir efek destruktifnya sebanyak mungkin.

Jujur saja, setelah mempelajari ini saya memiliki ketertarikan untuk meneliti kunyit dan beberapa zat yang bisa melawan kanker, jika sudah kembali ke Indonesia kelak.

Semoga saja apa yang saya lakukan ini bisa berguna untuk orang lain.

---

Surat dari Rantau adalah rubrik terbaru di CNNIndonesia.com. Rubrik ini berupa "curahan hati" dari WNI yang sedang menetap di luar negeri. Bisa mengenai kisah keseharian, pengalaman wisata, sampai pandangan atas isu sosial yang sedang terjadi di negara yang ditinggali. Tulisan yang dikirim minimal 1.000 kata dan dilengkapi minimal tiga foto berkualitas baik yang berhubungan dengan cerita. Jika Anda ingin mengirimkan cerita, sila hubungi surel berikut: ardita@cnnindonesia.com / ike.agestu@cnnindonesia.com / vetricia.wizach@cnnindonesia.com

Berita Terkait

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Tags : kanker spanyol 

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini