Bella Hadid: Saya Dukung Palestina
Model Bella Hadid angkat suara mengenai keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Dia menentang keputusan itu.
Model keturunan Palestina itu mengunggah sebuah foto Kota Tua Yerusalem yang bernuansa kemerahan di akun Instagram-nya. Pada keterangan foto, Bella menuliskan isi hatinya tentang Yerussalem dan Palestina.
"Yerusalem adalah rumah bagi semua agama," kata Bella Hadid.
"Perlakuan kepada orang Palestina tidak adil, sepihak, dan tidak bisa ditoleransi. Saya mendukung Palestina," ujar model Victoria's Secret tersebut.
Bella menganggap, dengan keputusan Trump tersebut dapat berarti kemunduran umat manusia untuk menciptakan dunia yang damai.
Bella menjelaskan pernyataannya bukan untuk menyebar kebencian terutama bagi orang-orang Yahudi. Dia hanya menentang keputusan Trump tersebut.
"Tak ada keberpihakan. Semua agama hidup berdampingan," kata Bella.
Adik dari Gigi Hadid itu mengaku sudah lama ingin menuliskan pendapatnya. Dia sedih dan menangis ketika mendengar kabar keputusan Trump itu.
"Saya telah menunggu untuk bisa membuat kata-kata yang sempurna, tapi saya sadar tak ada kata yang sempurna untuk berbicara tentang sesuatu yang tidak adil. Hari yang sangat-sangat sedih," kata Bella.
"Melihat berita dan derita orang Palestina membuat saya menangisi banyak generasi Palestina," lanjutnya.
"Melihat kesedihan ayah, sepupu, dan keluarga Palestina saya yang merasakan perjuang nenek moyang kami di Palestina membuat ini semakin sulit untuk ditulis," kata Bella.
Sebelumnya Donald Trump mengakui Yerusalem menjadi ibu kota Israel pada Kamis (7/12) dini hari waktu Indonesia. Keputusan Trump tersebut berbuntut kecaman dari dunia.
Berikut isi curahan hati Bella Hadid.
Saya telah menunggu untuk bisa membuat kata-kata yang tepat, tapi saya sadar tak ada kata yang sempurna untuk berbicara tentang sesuatu yang tidak adil.
Hari yang sangat-sangat sedih. Melihat berita dan derita orang Palestina membuat saya menangisi banyak generasi Palestina.
Melihat kesedihan ayah, sepupu, dan keluarga Palestina saya yang merasakan perjuang nenek moyang kami di Palestina membuat ini semakin sulit untuk ditulis.
Yerusalem adalah rumah bagi semua agama. Atas kejadian ini, saya merasa, kita mundur lima langkah dan semakin sulit untuk menciptakan dunia yang damai.
Perlakuan kepada orang Palestina tidak adil, sepihak dan tak bisa di toleransi. Saya mendukung Palestina.
Tak ada kebencian untuk siapapun. Banyak sahabat yang saya anggap seperti saudara sendiri adalah Yahudi.
Tak ada keberpihakan. Semua agama hidup berdampingan.
Kini hanya tinggal satu orang, yang selalu menjadi faktor untuk menciptakan kedamaian. Adakah harapan itu?