Bentengi Kulit dari Kanker
Pada akhir 1970-an kurang dari 400 (1.5 per 100.000) orang meninggal karena melanoma. Tiga dasawarsa setelah itu angkanya meningkat hampir tiga kali lipat – lebih dari 1.100 (3,1 per 100.000) meninggal karena kanker ini. Walau dalam praktiknya lebih banyak wanita yang terdiagnosis, angka kematian justru lebih banyak terjadi pada kaum pria.
Pada pria senior kematian telah meningkat dari 4,5 per 100.000 menjadi 15,2 per 100.000 selama 30 tahun terakhir. Itu karena pria cenderung abai terhadap perawatan yang diperlukan kulit mereka. Pria juga cenderung tidak memperhatikan gejala kanker kulit, mengabaikannya dan menunda ketika mendapati keluhan yang tampak sepele. “Padahal untuk kasus kanker, pendeteksian lebih dini merupakan kunci dari proses penyembuhan selanjutnya,” kata dr. Hanny Nilasari, SpKK (K), dokter spesialis kulit dari Klinik Cempaka RS. Cipto Mangunkusumo.Faktor risiko
Sekarang cobalah bercermin dan periksa sekujur tubuh Anda. Bila Anda menemukan tanda berupa tahi lalat atau bercak dengan ukuran tidak seimbang, tepinya bergerigi tidak rata atau berlekuk, memiliki beragam warna dan diameternya lebih dari 1cm – segera periksakan ke dokter.
Mereka yang memiliki 10 atau lebih tahi lalat pada tubuhnya, biasa disebut benign (tumor tidak ganas), memiliki risiko 12 kali lebih besar terkena melanoma seperti dikutip Skin Cancer Foundation. Namun, mereka yang memiliki satu tahi lalat juga perlu waspada dan tak ada salahnya melakukan cek sendiri di rumah. Jika tahi lalat membesar atau terasa nyeri, segera konsultasi ke dokter.
Bila Anda berjerawat dan menggunakan obat jerawat, Anda juga perlu lebih berhati-hati. Jerawatnya sendiri sebetulnya tidak terlalu masalah – selain membuat Anda tidak keren. Tapi beberapa jenis obat jerawat, khususnya yang mengandung tetracycline dan antibiotik, membuat kulit Anda sensitif terhadap sinar matahari. Oleh karena itu, jauhi paparan sinar matahari saat menggunakan obat jerawat dan selalu gunakan tabir surya sebelum keluar rumah.
Aktivitas di luar ruang, apalagi bila dilakukan di bawah panas matahari yang menyengat, juga meningkatkan risiko Anda. Risikonya akan semakin besar bila Anda terbiasa bekerja di dalam ruangan setiap hari dan kurang terpapar sinar matahari. Level radiasi sinar UV juga naik 4 hingga 5% setiap ketinggian 1000 kaki. Ini membuat tabir surya penting dalam setiap petualangan Anda di pegunungan.
Tabir matahari
Apa penyebab utama bahaya ini? Menurut para dermatologis, radiasi sinar UV matahari merupakan faktor terbesar penyebab kanker kulit. Begini prosesnya: Sinar UV merusak sel kulit, lalu mengeluarkan molekul oksigen yang dinamakan radikal bebas. Bila radikal bebas merusak DNA, kulit akan rusak dan menjadi kanker yang terus berkembang.
Nah, bagaimana cara menangkal penyakit ini? Mulai sekarang, sebelum memulai aktivitas outdoor, jangan lupa kenakan waterproof sunscreen. Selain harus rajin memakai sunscreen atau krim wajah yang diperkaya dengan kandungan SPF setiap hari, ada satu hal lagi yang tak boleh Anda lupakan, yaitu mengonsumsi makanan yang memiliki zat ampuh pelindung kulit. “Selain menghindari paparan langsung sinar matahari, Anda juga wajib mengonsumsi jenis makan tertentu yang bisa mengurangi risiko kanker,” ujar ini.
Perisai makanan
Namun, bila tubuh Anda memiliki banyak antioksidan, kemungkinan risiko Anda menjadi lebih kecil. Antioksidan merupakan zat yang sangat penting untuk menetralkan radikal bebas. Fakta terbaru mencatat bahwa mereka yang mengonsumsi minuman atau makanan mengandung antioksidan setiap hari memiliki 50% lebih sedikit radikal bebas dalam darah dibanding mereka yang tidak mengonsumsinya.
Studi di Italia yang dipublikasikan pada The International Journal of Epidemology juga menyebutkan bahwa makan sayuran dan buah-buahan dengan olive oil, ikan dan bumbu segar mampu menurunkan risiko terkena melanoma sampai 50%. Para peneliti juga menemukan pentingnya diet antioksidan yang ampuh melindungi kerusakan sel dari radiasi sinar ultraviolet (UV) matahari.
Jadi Anda juga bisa menyiapkan tabir surya di piring Anda dengan cara berikut:
1. Makan sayuran. American Cancer Society menyarankan untuk mengonsumsi buah dan sayuran hijau tua dan jingga setidaknya 5 porsi sehari. Rekomendasi kami: brokoli, kembang kol, bayam, sawi dan jeruk. “Makanan-makanan tersebut mengandung banyak antioksidan, khususnya polyphenol dan carotenoid, dan kandungan bioactive yang dapat mengurangi risiko terkena melanoma,” kata dr. Hanny.
2. Makan ikan. Jika Anda ingin punya kulit sehat perbanyak makan ikan. Ikan sangat baik untuk kesehatan kulit berkat kandungan asam lemak Omega 3-nya yang juga memiliki manfaat antiperadangan. Bila Anda mengonsumsi ikan seminggu sekali saja itu sudah membeir perlindungan pada kulit sebanyak dua kali lipat – menurunkan risiko terkena melanoma.
“Mereka yang rutin mengonsumsi ikan yang kaya dengan Omega 3 seperti salmon, sardines, mackarel, dan trout, setiap lima hari sekali, akan memiliki actinic keratoses atau pertumbuhan prakanker 28% lebih rendah,” kata dr. Hanny lagi.
Actinic keratoses, menurut dr. Hanny, biasanya muncul di kulit dengan warna kemerahan, tampak kering dan bersisik. Bisa juga berwarna abu-abu terang atau kecokelatan dan terasa tebal, kasar atau berpasir. Indikasi ini biasanya disebabkan paparan sinar UV dan berubah menjadi bentuk awal dari sel skuamosa pada kanker.
3. Gunakan bumbu segar. Menambahkan bumbu pada, salad, sup, ayam, ikan dan lainnya bukan hanya menambah lezat makanan tapi juga ampuh melindungi kulit. Dengan catatan, pilih bumbu segar yang mengandung banyak antioksidan, misalnya rosemary, parsley dan daun basil.
4. Minum teh hijau. Setelah melakukan aktivitas luar ruang di bawah terik matahari, minumlah es teh hijau buatan sendiri. Teh hijau bisa menghalangi kerusakan sel akibat paparan matahari. Studi di Lab Biologi Molekular Hornel Institute, University of Minisota, Austin, AS menemukan polyphenol – antioksidan yang ada dalam teh hijau – dapat menghambat pertumbuhan kanker. “Antioksidan ini bisa menghambat kanker dengan membatasi membesarnya saluran darah di sekitar tumor,” kata dr. Hanny.