icon-category Lifestyle

Berapa Banyak Kalori dalam Nasi Goreng?

  • 28 Jul 2019 WIB
Bagikan :

Siapa yang bisa menolak kelezatan sepiring nasi goreng hangat yang tersaji bersama kerupuk, suwiran ayam, acar, dan telur dadar?

Nasi goreng. Tak ada komposisi paten pada menu makanan satu ini. Juru masaknya bisa berkreasi semau mereka, mengombinasikan nasi dengan mi goreng—biasa disebut magelangan, menggunakan bumbu sederhana bawang bombay dan mentega, atau malah mencampurnya dengan banyak isian, daging, telur, kornet dll, hingga disebut nasi goreng gila.

Namun, rasanya banyak orang akan sepakat; apa pun kreasinya, nasi goreng adalah makanan andalan bagi lidah masyarakat Indonesia. Menu ini masuk di jajaran nomor dua makanan terenak di dunia dari Indonesia versi CNN Travel tahun 2017. Politikus-politikus kita juga kerap kali menghidangkan nasi goreng sebagai politik makanan untuk memuluskan diplomasi.

Baru-baru ini, usai bertemu dengan Prabowo Subianto di rumahnya, Megawati Soekarnoputri mengenalkan "politik nasi goreng" sebagai trik meluluhkan lawan politiknya itu. Mega dan Prabowo berada di kubu berseberangan saat Pilpres 2014 dan 2019 kemarin. Selain nasi goreng, dalam jamuan makan siangnya, Mega juga menghadirkan bakwan sebagai camilan pembuka.

"Katanya nasi goreng saya enak... Katanya...," ujar Mega, Rabu (24/7/2019).

Trik yang sama pernah juga dijalankan Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ketika menjamu Prabowo pada 2017 lalu. Ketua Umum Partai Gerindra itu blak-blakan menyebut kelemahannya ada pada nasi goreng. Apa pun agenda negosiasinya, asal ada nasi goreng, semuanya aman.

"Kita setelah tadi makan nasi goreng yang luar biasa enaknya ... Asal diberi nasi goreng, Pak Prabowo setuju," kata Prabowo. Jamuan itu menjadi awal bagi Demokrat dan Gerindra memutuskan berada di kapal politik yang sama.

Menilik lagi ke belakang, pada 2010, saat Barack Obama berkunjung ke Indonesia, ia memuji hidangan nasi goreng yang disajikan SBY. Sejak saat itu, beragam media kuliner lokal maupun internasional ramai-ramai mengulas informasi soal nasi goreng dan bakso.

"Thank you for the bakso, nasi goreng, emping, kerupuk. Semuanya enak," puji Obama di sela-sela sambutan.

Teknik melakukan diplomasi dengan makanan seperti yang dilakukan para politikus itu lazim disebut Gastrodiplomasi. Jepang dan Korea adalah contoh negara yang mampu dan berhasil menjadikan makanan tradisional mereka sebagai alat diplomasi.

Jika Jepang dengan sushi-nya sukses membuka gerbang pariwisata, budaya, dan ekspor negara tersebut, maka Korea mengekor dengan memperkenalkan kimchi kepada dunia. Makanan di puncak diplomasi punya peran mengatur jeda diskusi positif.

Infografik Nasi Goreng

Menakar Kandungan Gizi Nasi Goreng

Menyantap nasi goreng memang enak, apalagi dimakan selagi hangat. Namun, jangan sampai kelezatan nasi goreng membuat Anda lupa bahwa makanan ini memiliki kadar lemak dan kalori cukup tinggi.

Beberapa literatur menyebut bahwa dalam sekepal nasi goreng terdapat kalori berkisar 230-300 kalori. Dari jumlah total tersebut, sebanyak 51 persen adalah karbohidrat, 34 persen lemak, dan 15 persen protein. Sementara itu, jumlah lemak total antara 12-14 gram, setara dengan 1/5 jumlah asupan harian, dan protein memiliki porsi paling sedikit, yakni 7-12 gram.

"Untuk membakar kalori sekepal nasi goreng butuh berjalan selama 64 menit atau lari 23 menit atau bersepeda 33 menit."

Nilai gizi yang tertera pada nasi goreng berbeda-beda, tergantung jenis beras, jumlah minyak yang dipakai, dan campuran bahan tambahan lain, seperti daging, sosis, atau telur. Laman Live Strong menyebutkan jenis minyak yang digunakan berpengaruh terhadap jumlah lemak jenuh, tak jenuh ganda, dan tak jenuh tunggal dalam menu tersebut.

Lemak, dalam kadar yang tepat, memiliki banyak fungsi. Selain menjadi cadangan energi jangka panjang, ia juga membantu pembentukan beragam macam hormon, membran sel, sistem saraf dan otak, serta mengangkut vitamin ke seluruh tubuh. Senyawa ini terbagi menjadi beberapa jenis, yakni lemak tak jenuh tunggal, lemak tak jenuh ganda, lemak jenuh, dan lemak trans.

Menurut Harvard School of Public Health, lemak tak jenuh merupakan jenis lemak paling sehat. Ia memiliki kemampuan untuk menurunkan kadar kolesterol jahat dan meningkatkan kolesterol baik. Sementara itu, lemak jenuh memiliki sifat meningkatkan kadar kolesterol jahat, dan lemak trans meningkatkan kadar kolesterol jahat sekaligus mematikan kolesterol baik.

"Lemak itu bikin perut jadi lebih begah, jadi sebaiknya dimakan urutan terakhir, setelah buah dan sayuran," ujar dr. Diana F. Suganda spesialis gizi.

Sementara itu, gorengan seperti bakwan yang disuguhkan Megawati menurut laman WebMD membikin risiko penyakit tidak menular seperti diabetes tipe 2, jantung, obesitas, tekanan darah tinggi, kolesterol, bahkan kanker semakin tinggi. Saat dimasak pada suhu tinggi, makanan seperti gorengan akan membentuk zat kimia yang disebut akrilamida.

Akrilamida terbentuk dari reaksi gula dengan asam amino dan asparagin dalam makanan. Pada hewan, akrilamida telah terbukti memicu pertumbuhan sel kanker. Zat ini biasanya banyak ditemukan pada kentang goreng.

"Semakin gelap warna makanan, semakin banyak akrilamida di dalamnya," kata Ken Lee, profesor inovasi pangan dari Universitas Negeri Ohio.

Ingat, mengonsumsi nasi goreng atau segala makanan yang digoreng boleh saja, asal tetap jaga asupan serat, protein, lemak, vitamin, dan mineral harian Anda.

Baca juga artikel terkait NASI GORENG atau tulisan menarik lainnya Aditya Widya Putri

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Tags : Nasi Goreng Sarapan 

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini