icon-category Startup

Berkat Digitalisasi, UMKM di 3 Kota Ini Punya Omzet Tertinggi di Indonesia

  • 14 Dec 2022 WIB
Bagikan :

Uzone.id - Sudah menjadi rahasia umum kalau UMKM lokal menjadi salah satu tokoh besar dalam kontribusi PDB Indonesia. Dari tahun ke tahun, pertumbuhan UMKM menunjukkan peningkatan yang signifikan hingga 60,3 persen di 2019 lalu.

Hingga saat ini, UMKM tercatat telah berkontribusi Rp8.547 triliun terhadap PDB Indonesia dan terus meningkat setiap tahunnya. Bahkan pemerintah menargetkan pertumbuhan wirausaha di Indonesia sebesar 4 persen di 2024 nanti.

Inisiatif Hyperlocal dilatarbelakangi oleh adanya sinergi semua pihak untuk membantu UMKM memiliki kesempatan yang sama untuk tumbuh dan berkembang, serta berkontribusi terhadap perekonomian. 

Digitalisasi menjadi salah satu pendorong perkembangan UMKM yang saat sudah menyentuh ranah digital. 

AVP of Regional Growth Expansion (RGX) Tokopedia, Trian Nugroho mengatakan, “UMKM lokal memegang peranan dalam peningkatan ekonomi digital, namun aktivitas ekonomi digital Indonesia saat ini masih terpusat di kota-kota besar.”

Trian juga mengatakan kalau Jakarta menyumbang 17 persen terhadap PDB Indonesia.

Baca juga: GoFood Turut Hadirkan Bazar UMKM Lokal di KTT G20 di Bali

Dalam riset yang dilakukan Tokopedia bersama Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), salah satu inisiatif Tokopedia ‘Hyperlocal’ memiliki dampak perekonomian digital di berbagai daerah. 

Peneliti INDEF, Nailul Huda, menjelaskan, “Rata-rata indeks penjualan di kota dengan Hyperlocal Tokopedia meningkat 147 persen pada 2020-2021 dibandingkan 2017-2019.”

Di Indonesia, Surabaya, Bandung dan Yogyakarta menjadi tiga kota dengan Hyperlocal Tokopedia yang memiliki indeks penjualan dan indeks omzet penjualan paling tinggi.

Temuan menarik yang ada dalam riset Indef dan Tokopedia adalah laporan dimana inisiatif Hyperlocal Tokopedia ini mampu menahan peningkatan pengangguran agar tidak naik terlalu tajam imbas dari kondisi pandemi Covid-19. 

“Secara statistik, inisiatif Hyperlocal Tokopedia mampu menahan laju peningkatan pengangguran,” papar Huda. 

Tingkat kemiskinan di kota-kota Hyperlocal lebih rendah dibanding kota tanpa Hyperlocal.

Baca juga: Dua Bos Tokopedia Masuk Daftar 100 Pemimpin Teknologi Terbaik ASEAN

“Surabaya, Semarang dan Medan menjadi kota dengan tingkat penurunan kemiskinan terbesar setelah adanya program Hyperlocal,” tambah Huda.

Hyperlocal juga memberikan dampak yang cukup signifikan dimana indeks penjualan di kota dengan kampanye Hyperlocal 5 kali lebih besar dibanding kota-kota tanpa Hyperlocal dari 2017 hingga 2021. Omsetnya juga turut meningkat dengan kenaikan sekitar 67 persen.

Riset ini melaporkan kenaikan persentase pertumbuhan ekonomi yang positif di berbagai kota lewat Hyperlocal Tokopedia.

“Surabaya (4,29 persen), Yogyakarta (5,09 persen) dan Semarang (5,16 persen) menjadi kota dengan kenaikan persentase pertumbuhan ekonomi tertinggi dari 2020-2021,” jelas Huda.

Dalam data 2017-2019 dengan 2020-2021, kota dengan peningkatan indeks jumlah penjual tertinggi, antara lain Surabaya (48 persen), Bandung (65 persen), dan Yogyakarta (67 persen). 

“Sedangkan kota dengan peningkatan indeks jumlah pembeli tertinggi mencakup Bandung (122 persen), Yogyakarta (142 persen) dan Surabaya (154 persen),” tambah Huda.

Setelah melakukan berbagai inisiatif, Tokopedia berencana akan memperluas cakupan transaksi penjual di tahun yang akan datang.

“Mengusung teknologi geo-tagging, Hyperlocal telah memperluas cakupan transaksi penjual, mempermudah masyarakat menemukan toko terdekat, membuat transaksi lebih efisien karena ongkir lebih hemat, dan peningkatan eksposur UMKM lokal dengan potensi penjualan yang besar,” jelas Trian.

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini