Bersama Kamera Oppo F5 Dashing Blue Selama 12 Jam
Uzone.id - Produk terbaru dari Oppo, F5 Dashing Blue bukan sekadar penambahan warna, namun juga kemampuan kamera yang diklaim mumpuni. Perpaduan warna Biru dan keunggulan kamera depan, jelas ponsel ini menyasar segmen lebih khusus, anak muda.
Sebelum berbagi hasil foto menggunakan kamera F5 Dashing Blue, Uzone.id akan membahas singkat tentang tampilan ponsel pintar ini.
Saat pertama kali memegangnya, F5 Dashing Blue sangat ringan. Bobotnya hanya 152 gram. Saat digenggam pun cukup nyaman, ketebalannya sekitar 7,5mm. Ukuran layarnya terbilang besar, yaitu 6 inci dengan tinggi ponsel 156,5mm. Bagi ukuran tangan dewasa, ponsel ini nyaman digenggam dan tidak mudah terselip. Hanya saja lebih baik dimasukkan ke dalam tas ketimbang disimpan di kantong celana.
Bahan F5 Dashing Blue sebetulnya plastik, hanya saja bagian belakangnya memiliki efek kaca dengan balutan warna biru elegan sehingga secara keseluruhan ponsel ini tetap terlihat berkelas.
Tapi… karena efek kaca tersebut, bekas sidik jari pengguna dapat meninggalkan bekas. Jadi, kalau kamu habis makan gorengan, harus segera cuci tangan dan dilap sampai bersih, ya.
Saat membuka ponsel, tampilannya standar layaknya interface Android kebanyakan dengan sistem operasi 7.1 Nougat. Transisi saat menyapu laman Home juga tidak mengalami lag atau freeze.
Tetap nyaman digunakan, namun jika sedang berada di luar ruangan alias outdoor dengan sinar matahari yang cukup terang, ponsel ini tidak memberi pencahayaan (brightness) yang maksimal meskipun intensitasnya sudah dinaikkan sampai paling tinggi.
Beralih ke kamera langsung nih, guys.
Pengambilan gambar menggunakan kamera belakang ponsel di dalam ruangan dengan pencahayaan baik hasilnya, cukup baik tanpa noise dan blur. Sedangkan foto selfie, gua mencoba dua jenis, yakni menggunakan fitur Beauty dan tanpa fitur Beauty. Hasil foto murni tanpa efek apapun, hasilnya normal dan apa adanya. Kulit saya terlihat real. Lalu hasil foto dengan Beauty, kulit gua agak gelap sedikit, tapi ada kesan lebih jelas dan ‘bagus’.
Kemudian, gua mencoba foto objek dengan kamera belakang di outdoor dengan cahaya sangat baik. Hasil foto minuman di bawah ini bagus karena dapat fokus dan ada sentuhan bokeh sedikit pada background. Pun begitu dengan foto patung berikut ini, hasilnya cukup jernih dengan komposisi warna yang tidak berubah.
Lalu saatnya selfie di outdoor. Dengan cahaya bagus, hasilnya pun dapat diakui sangat bagus dan cukup jernih -- baik tanpa atau dengan fitur Beauty.
Saat senja mulai tiba, gua pun mencoba mengambil foto dengan aturan yang sama. Dengan minim cahaya, hasil jepret kamera belakang F5 ini mengikuti intensitas cahaya aslinya, yaitu gelap, namun tetap menangkap cahaya yang ada. Hasilnya pun tidak noise atau buram.
Bagian menariknya ada di sini. Di kondisi minim cahaya, kamera depan F5 Dashing Blue masih bisa memberi efek terang bagi muka. Foto di bawah ini diambil tanpa fitur Beauty dan dengan fitur Beauty. Dua-duanya terang dan cukup fokus. Perbedaannya, foto tanpa Beauty dapat dibilang hasilnya apa adanya. Sementara yang menggunakan Beauty, dapat terlihat muka user lebih mulus -- bekas jerawat menghilang.
Demi memenuhi rasa penasaran, gua berhasil membuat seorang cowok yang memiliki brewok tipis pada wajahnya untuk selfie.
Masih di outdoor dengan pencahayaan minim, muka user ini tetap terlihat cukup terang. Hasil foto yang tidak menggunakan Beauty cukup baik, tanpa ada noise. Guratan di wajah serta rambut di wajahnya cukup tajam hasilnya.
Sementara saat mengaktifkan fitur Beauty, terlihat ada efek glow pada wajahnya yang memuluskan kulit serta kumis dan brewoknya. Tapi untungnya, Beauty tidak mengubah drastis wajahnya.
Kamera pada Oppo F5 Dashing Blue pada dasarnya sudah mumpuni, karena berhasil menghasilkan foto yang jelas, cukup jernih, dan minim blur atau noise. Keduanya sama-sama memiliki fitur Beauty yang dapat diatur tingkatannya. Untuk penggunaan di tingkat terakhir, yakni tingkat 6, tentu hasil fotonya akan semakin terlihat mulus.
Kamera F5 Dashing Blue untungnya tidak benar-benar mengubah wajah user menjadi orang yang ‘berbeda’. Kehadiran kecerdasan buatan (AI) pada kameranya paling tidak dapat menjadi awalan baik bagi pengembangan pengalaman berfoto untuk konsumen untuk tetap mengedepankan sisi otentik dari hasil foto itu sendiri.