BIMA, Upaya Telkom Mencetak Talenta Digital BUMN
Ilustrasi (Foto: Unsplash)
Uzone.id – Beberapa waktu lalu, Presiden Joko Widodo merencanakan ingin mencetak 9 juta talenta digital di Indonesia dalam waktu 15 tahun ke depan.
Untuk mewujudkan ini, Menteri BUMN Erick Thohir menggandeng PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) melalui program Indonesia Telecommunication & Digital Research Institute (ITDRI).ITDRI dibangun dengan tiga pilar utama, learning, research, dan innovation. Ketiga pilar itu dirancang untuk bisa mencetak talenta digital yang bisa terus berinovasi secara mandiri.
Karena memberikan program pembelajaran saja tidaklah cukup, para talenta digital harus diberi untuk mempraktekkan ilmu yang didapat ke dalam suatu program terstruktur, menghasilkan suatu inovasi.
Untuk memaksimalkan potensi talenta digital tersebut, Telkom membentuk BUMN Innovation Management by Amoeba (BIMA). BIMA ini digaungkan kepada insan BUMN yang sebelumnya telah menyelesaikan program Digital Learning Institute (DLI) yang terdiri dari e-learning di platform myDigiLearn hingga assessment untuk memastikan kesiapan dari talenta digital tersebut.
BIMA (BUMN Innovation Management by Amoeba) adalah sebuah sistem manajemen yang menaungi Digital academy bagi para kluster. Dalam program ini akan ada BIMA Rangers yang menjadi perwakilan dari tiap kluster BUMN.
— ITDRI (@itdri_id) March 23, 2021
Yuk, mari berkenalan dengan perwakilan klaster terpilih! pic.twitter.com/8UQeEdTDoX
Setelah melalui Batch 1 pada tahun 2021, di 2022 ini BIMA kembali menggelar Batch 2 yang dimulai sejak Januari 2022 melalui tahapan Idea Submission. Insan BUMN yang telah menyelesaikan Assessmentnya di DLI dapat langsung mendaftarkan dirinya dengan menuangkan ide inovasi bersama tim masing-masing Idea Box yang bisa diakses di ideabox.itdri.id.
Seluruh ide insan BUMN akan dikumpulkan dalam Idea Box, sebuah platform yang merupakan salah satu karya talenta digital Telkom. Dalam platform tersebut, ide dari seluruh insan BUMN akan diseleksi dan dipilih untuk dikembangkan dalam program BIMA bersama tim yang sudah dibentuk para peserta.
Lebih dari itu, sesama insan BUMN juga dapat melakukan “Join Idea” untuk berkolaborasi dalam mengembangkan ide inovasi mereka jika memang belum membentuk suatu tim.
Idea submission diakhiri 25 Maret 2022 dan ditutup dengan 242 ide yang terkumpulkan. Pada tahap yang selanjutnya, seluruh peserta akan memasuki tahapan idea selection. Pada tahapan ini, ide yang masuk akan dipilih untuk bisa melanjutkan perjalannya ke tahap Customer Validation (CV).
Seluruh peserta ditugaskan untuk melakukan validasi ide ke target customer atau user-nya untuk lebih memastikan bahwa idenya dibutuhkan berdasarkan sudut pandang customer untuk menjadi solusi dari suatu masalah.
Kemudian proses akan dilanjutkan dengan monitoring review dari hasil CV tersebut. Jika ide tersebut lolos, maka peserta dapat melanjutkan perjalanannya ke tahap Product Validation 1 (PV 1).
Pada tahap ini, peserta akan mengetahui Problem Solution Fit dan Validated Prototype dari idenya. Dari tahapan tersebut diharapkan peserta akan menghasilkan suatu prototipe yang tervalidasi dan akan menentukan lanjut atau tidaknya ke tahap selanjutnya yaitu tahap development.
Dalam menjalankan program BIMA ini ITDRI menggandeng Sprinthink yang merupakan salah satu karya dari tim inovasi Amoeba yang dikembangkan oleh talenta digital Telkom. Sprinthink merupakan inovasi yang berhasil dan berfokus pada jasa layanan Corporate Innovation Lab Consultation.
Melalui program BIMA, ITDRI berharap dapat meningkatkan index inovasi dari kalangan insan BUMN. Sebagai gambaran, berdasarkan Global Innovation Index tahun 2021 lalu, Indonesia menempati peringkat ke-87 dari 132 di dunia atau peringkat ke-14 di wilayah Asia Tenggara, Asia Timur dan Oceania. Peringkat Indonesia tersebut berada di bawah Korea, Singapura, China, Jepang, Malaysia, Thailand, Vietnam, Filipina dan Brunei Darussalam.
BIMA berkomitmen untuk melatih kemandirian dalam membangun budaya inovasi pada insan BUMN, sehingga ke depannya mereka dapat terus menghasilkan ide-ide yang menjadi solusi bagi perusahaan dan menyebarkan budaya inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat Indonesia.
Dengan begitu, angka talenta digital di Indonesia pun akan semakin bertambah, dan kemandirian teknologi di Indonesia dapat segera terwujud.