Bisakah Kita “Mengatur” Jenis Kelamin Anak?
BAGIAN yang paling menyenangkan ketika hamil, salah satunya menebak-nebak jenis kelamin si buah hati. Pasangan ingin anak perempuan. Bisa jadi, Anda dalam hati mengharap laki-laki.
Konon, jenis kelamin si kecil bisa “diarahkan” dengan cara tertentu. Misalnya, kalau ingin punya anak perempuan, calon ayah mesti memperbanyak menu yang mengandung alkali seperti sayuran, buah, putih telur, dan susu hingga berhubungan seksual dengan posisi tertentu. Benarkah?Dari Sejak Zaman Kaisar Jepang, Hirohito
Kami berbincang kembali dengan dr. RA. S. Danis Wati Utari, SpOG (38) dari Rumah Sakit Umum Bunda, Menteng Jakarta. Danis membenarkan hal itu. Keinginan mendapat anak dengan jenis kelamin tertentu bisa didapat dengan teknologi pengaturan kromosom X dan Y, namanya teknik Akihito atau melalui teknik inseminasi buatan. Akihito, kata Danis, ditemukan oleh Kaisar Jepang, Hirohito.
“Berdasar perhitungan masa ovulasi atau pengeluaran sel telur. Bila dalam berhubungan intim sperma X membuahi sel telur maka kromosom X bertemu X sehingga yang didapat bayi perempuan (XX). Bila sperma Y membuahi sel telur maka kromosom Y bertemu kromosom X sehingga mendapat bayi laki-laki (XY). Untuk mendapat perempuan, sperma X harus lebih dulu membuahi sel telur. Anak laki-laki bisa didapat jika sperma Y lebih dulu membuahi,” terangnya.
Menarik saat orang tua sebenarnya bisa mendapat jenis kelamin anak yang mereka mau dengan cara tertentu. Berbagai spekulasi medis tentang cara mendapatkan anak perempuan atau laki-laki santer terdengar beberapa tahun terakhir. Ada juga yang menyebut jika ingin ingin dapat anak laki-laki, posisi berhubungan intim yang dianjurkan adalah knee-chest atau doggy style.
Posisi ini diyakini memudahkan sperma Y merangkul sel telur. Jika ingin perempuan, gunakan posisi dari muka dengan posisi istri di atas suami. Posisi ini dipercaya membuat sperma Y lebih lama mencapai sel telur sehingga akan mati di tengah jalan. Teori lainnya, jika ingin anak perempuan, suami harus banyak makan kudapan yang mengandung alkali misalnya sayuran, buah, putih telur, dan susu. Sementara istri mengudap menu yang mengandung asam, seperti daging atau hidangan laut.
Jika ingin anak laki-laki, terapkan pola konsumsi sebaliknya. Teori lain, jenis kelamin anak bisa “diatur” dengan mengatur waktu orgasme ketika berhubungan intim. Jika ingin anak laki-laki, sang istri harus orgasme lebih dulu. Cairan saat orgasme mendukung pergerakan sperma Y lebih cepat sampai ke sel telur. Sebaliknya jika ingin anak perempuan, istri menunda orgasme sehingga sekresi alkalis tidak muncul yang akhirnya membuat sperma Y mati. Apa tanggapan Danis?
“Belum terbukti secara ilmiah. Tetapi memang ada teori tentang asam dan basa tersebut,” jawab Danis ringkas.
Teori lain yang tidak kalah mencengangkan, jika ingin punya anak laki-laki, sebaiknya (maaf) berpuasa sanggama 7 sampai 8 hari. Jika ingin perempuan, sering-seringlah berhubungan intim.
Inseminasi dan Ovu-test
Danis mengatakan bukan berpuasa melainkan mengatur waktu berhubungan seks, memberi jarak antara waktu berhubungan seks dan waktu ovulasi atau masa subur. Misalnya, masa subur setiap bulan pada tanggal 14. Jika mau anak laki-laki lakukanlah hubungan seksual jelang masa subur yakni sehari sebelumnya atau tepat pada tanggal 14.
“Dengan begitu kromosom Y langsung bertemu lalu membuahi kromosom X (ovum) sehingga kemungkinan terbentuk janin laki laki cukup besar. Jika ingin anak perempuan, pasangan hendaknya berhubungan seks beberapa hari (3 sampai 4 hari) sebelum masa subur. Kromosom Y akan terpapar keasaman sperma yang tersisa untuk bertemu dan membuahi kromosom X ovum. Kelak terbentuk janin perempuan,” ulas Danis, dalam sesi wawancara pekan lalu di Jakarta.
Teknologi yang direkomendasikan untuk bisa dijajal pasangan suami istri yang mendambakan keturunan dengan jenis kelamin tertentu: inseminasi. Tingkat keberhasilannya tinggi. Caranya dengan memeriksa sperma dulu karena ada sperma yang tidak berimbang populasi kromosom X dan Y-nya. Itu sebabnya ada keluarga yang anaknya perempuan atau laki-laki semua. Jadi, sperma dipisahkan jenis X dan Y-nya kemudian sperma yang diinginkan akan diinseminasi ke dalam rahim sang istri.
Ada pula metode mengondisikan keasaman (PH cairan vagina sebelum berhubungan badan).
“Jika ingin anak laki laki, sebelum berhubungan seks istri dianjurkan membasuh vagina dengan larutan garam (air bercampur baking soda) agar keadaan PH cenderung basa. Dengan demikian, kromosom Y sperma tetap hidup dan membuahi kromosom X ovum,” urainya.
Lebih lanjut Danis mengulas jika menginginkan perempuan, istri dianjurkan membasuh organ intimnya dengan cairan asam (air dicampur cuka). Dengan demikian, setelah berhubungan intim, yang tersisa hanya kromosom X sperma untuk membuahi kromosom X ovum. Catatan lain, bagi yang ingin mengatur waktu berhubungan seks berdasarkan masa subur sebenarnya agak sulit.
“Mengingat, kapan pecahnya sel telur terjadi sulit ditentukan. Petunjuk banyak tetapi tidak ada yang tahu persis kapan. Itu bisa dibantu dengan ovu-test. Kita bisa tahu apa ovulasi sudah berlangsung atau belum. Jika ingin anak laki-laki segeralah berhubungan intim ketika hasil tesnya positif. Jika ingin perempuan tunggu sampai hasil berubah jadi negatif lagi baru berhubungan,” imbuhnya.
Anak karunia Tuhan. Laki-laki atau perempuan sama. Anda bisa berikhtiar namun Sang Khalik yang memutuskan.
(wyn/gur)