BMKG Sebut Ada Fenomena Alam Ganda di Balik Tsunami Anyer
BMKG menyatakan ada dua fenomena alam berbeda yang terjadi pada saat tsunami di Pantai Anyer, Banten dan Lampung. Dua fenomena itu terjadi hampir bersamaan dan di lokasi yang sama.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan dua fenomena alam yang terjadi adalah bulan purnama dan erupsi Gunung Anak Krakatau. Namun berdasarkan analisisnya, BMKG tsunami yang terjadi merupakan berasal dari erupsi Gunung Anak Krakatau."Ini dua peristiwa berbeda tapi terjadi di waktu yang sama dan di lokasi yang sama, di perairan Selat Sunda. Pertama adalah erupsi anak Gunung Krakatau dan Kedua potensi gelombang tinggi. Namun ternyata setelah analisis lanjut, gelombang itu merupakan gelombang tsunami," kata Dwikorita saat jumpa pers di kantorya, BMKG, Jakarta Pusat (23/12).
Ia menjelaskan, BMKG sebelumnya telah memberi peringatan bahwa pada tanggal 20-25 Desember akan terjadi gelombang tinggi, sedangkan kondisi Gunung Anak Krakatau sejak bulan Juni terjadi erupsi.
"Ada indikasi yang terjadi memang pada hari yang sama ada gelombang tinggi (karena) ada purnama dan erupsi anak Gunung Krakatau yang diduga menyebabkan tsunami. Jadi tsunami yang terjadi bukan karena seperti yang disampaikan BMKG (yakni karena) gempa, tadi sudah di cek tidak-tidak ada gejala tektonik yang menyebabkan tsunami, sehingga setelah kami koordinasi bahwa diduga akibat erupsi tersebut kemungkinan bisa langsung atau tidak langsung memicu terjadinya tsunami," papar dia.
Sementara itu, Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Rudy Suhendar mengatakan masih akan memastikan kembali bahwa gelombang tsunami akibat adanya erupsi dari anak Gunung Krakatau. "Jadi yang menyebabkan tsunami itu Gunung Kraktau ini sifatnya dugaan, kami bersama-bersama BMKG akan melakukan verifikasi di lapangan," kata Rudy.
Sebelumnya, gelombang tinggi menerjang Pantai Anyer, Banteng dan Lampung. Air laut secara tiba-tiba naik ke daratan hingga menyapu sejumlah bangunan. Tak hanya itu, akibat tsunami tersebut, 40 orang meninggal dunia, ratusan orang luka-luka, serta warga lainnya mengungsi ke tempat yang lebih aman.