Bolehkah Wanita Hamil Makan Jengkol?
Hampir semua orang Indonesia mengenal jengkol. Buah yang terkenal dengan aroma dan rasa khasnya ini memang menjadi favorit sebagian besar masyarakat.
Bahkan, tak jarang jengkol juga menjadi menu ngidam para wanita hamil. Pertanyaannya, amankah jengkol dikonsumsi oleh mereka yang sedang hamil?Jengkol adalah tumbuhan jenis polong-polongan. Di dalamnya tersimpan berbagai nutrisi berupa kalsium, fosfor, protein dan serat.
Kalsium dan forsfor yang ada dalam jengkol bermanfaat bagi tulang. Pada wanita hamil, asupan kalsium yang cukup diperlukan untuk menjaga kesehatan tulang sang ibu dan pembentukan tulang bayi dalam kandungan.
Sedangkan serat pada jengkol bermanfaat untuk memperlancar pencernaan dan mencegah terjadinya sembelit (konstipasi).
Wanita hamil, terutama di trimester akhir kehamilan, memang sering mengeluhkan sembelit. Itulah sebabnya, wanita hamil memerlukan asupan serat yang cukup.
Selain manfaat tersebut, ternyata jengkol juga mengandung zat yang disebut dengan asam jengkolat. Zat ini termasuk berbahaya, karena dapat menyebabkan keracunan bila menumpuk di dalam ginjal.
Asam jengkolat yang menumpuk akan membentuk kristal tajam dalam ginjal dan dapat merobek dinding saluran kemih. Akibatnya, timbul nyeri yang hebat di perut bawah, perdarahan saluran kencing (hematuria) hingga gagal ginjal.
Menurut penelitian tahun 2014, tercatat setidaknya 96 kasus keracunan asam jengkolat di Indonesia, Malaysia, Thailand dan Singapura.
Sebagian besar dapat sembuh dengan pemberian cairan dan obat-obatan, 1 pasien memerlukan operasi, dan 4 lainnya meninggal akibat gagal ginjal.
Secara umum, memang tidak ada larangan khusus terhadap konsumsi jengkol pada wanita hamil. Sebab kadnungan nutrisi dalam jengkol baik bagi kehamilan.
Bahkan hingga saat ini belum ada penelitian khusus untuk menentukan batas aman konsumsi jengkol, baik bagi masyarakat umum maupun wanita hamil. Hanya saja, adanya kandungan zat berbahaya dalam jengkol juga tak bisa diabaikan.
Jadi, wanita hamil boleh saja mengonsumsi jengkol, dengan catatan dalam batas tertentu. Batasan ini tak hanya pada porsinya saja, namun juga intensitas mengonsumsinya.
(NB/ RH)
Baca Juga: