Brokoli Hambat Pertumbuhan Kanker Prostat
Penderita kanker prostat disarankan banyak mengonsumsi brokoli. Bukan tanpa alasan, sebab kandungan yang terdapat pada brokoli dipercaya dapat menekan sel kanker di dalam tubuh.
Brokoli atau Brassica oleracea merupakan sayuran yang berasal dari suku Cruciferae (kubis-kubisan) –masih satu keluarga dengan kubis, kol, dan kale. Sayur-sayuran ini dikenal bermanfaat untuk kesehatan sehingga sering disebut dengan ‘sayuran super’.Brokoli kaya akan berbagai macam zat gizi seperti serat, vitamin C, vitamin K, zat besi, dan Kalium. Sayuran ini juga mengandung lebih banyak protein dibandingkan sayuran lainnya.
Brokoli sebenarnya dapat dikonsumsi mentah maupun matang. Namun studi terkini menunjukkan brokoli yang dikukus memberikan manfaat kesehatan yang paling tinggi.
Penelitian menunjukkan bahwa laki-laki yang mengonsumsi brokoli, memiliki risiko kanker prostat yang lebih rendah dibandingkan dengan yang tidak mengonsumsinya sama sekali. Mengapa ini bisa terjadi?
Selain vitamin dan mineral, brokoli mengandung sulforaphane. Senyawa ini diyakini memiliki efek mengurangi peradangan, meningkatkan kekebalan tubuh, menangkal radikal bebas, dan menghambat pertumbuhan sel kanker.
Sulforaphane merupakan senyawa terbanyak yang ada di dalam tanaman brokoli. Kandungannya pada tunas-tunas brokoli muda 20-100 kali lebih banyak dibandingkan dengan brokoli tua.
Sulforaphane dalam brokoli memengaruhi ekspresi gen yang menekan pertumbuhan sel tumor. Secara tidak langsung, ini akan menurunkan risiko seseorang mengalami kanker prostat.
Akhir-akhir ini pun ditemukan bahwa sulforaphane dipakai sebagai suplemen pengobatan kanker prostat. Sulforaphane membuat kerja obat-obat kemoterapi kanker prostat lebih efektif.
Selain kanker prostat, brokoli juga memiliki manfaat dalam mengecilkan prostat yang sudah membesar. Ini merupakan kondisi yang disebut dengan Hiperplasia Prostat Jinak (Benign Prostate Hyperplasia/BPH).
Jadi, penderita kanker prostat disarankan mengonsumsi brokoli sedikitnya empat porsi per minggu supaya memberikan efek yang signifikan. Meski demikian, sebaiknya selalu berkonsultasi pada dokter mengenai penyakit Anda.
(DA/ RH)
Baca Juga: