Bu, Mencari Sekolah Terbaik Bukan untuk "Mencuci" Anak, Lo
Banyak sekolah unggulan non-negeri mulai membuka pendaftaran pada awal tahun. Para orang tua yang berminat memasukkan anaknya di sekolah sejenis ini bisa mulai memilih - milih sekolah terbaik untuk buah hati kesayangan.
Akan tetapi, dijelaskan psikolog dari Biro Konsultasi Psikologi Westaria, Yuli Suliswidiawati, dalam proses memilih yang terbaik ini, kebanyakan orang tua berharap, bahkan cenderung menuntut sekolah untuk menjadikan anak - anak mereka sukses. Dalam pemahaman sekarang, sukses sekolah berarti sama dengan lebih ke arah pintar. Baru setelah itu berharap anaknya menjadi baik, sesuai dengan penilaian orang lain."Ketika kemudian anak menunjukkan perilaku yang tidak sesuai dengan harapan dan tuntutannya, maka dengan mudah orang tua menyalahkan pihak sekolah," ungkap Yuli Suliswidiawati.
Padahal sejatinya, proses pengembangan dan pendidikan yang dilakukan di sekolah atau pendidikan formal yang dimulai pada usia 7 tahun, hanyalah lanjutan dari apa yang sudah terbentuk dari rumah. Yakni, ketika sudah terbentuk kemandirian yang ditunjukkan atau dibuktikan melalui hasil tes kematangan oleh psikolog atau atas dasar observasi oleh orang - orang yang kompeten dan sudah berpengalaman.
Dalam hasil tes kematangan atau kesiapan masuk sekolah itu, akan digambarkan bagaimana kematangan dan kemandirian anak dari segi emosi, sosial, kemandirian, dan intelektualnya.
"Apapun yang ditampilkan dari hasil tes itu, tentu saja merupakan gambaran dari hasil proses pengasuhan, pengembangan, pendampingan, yang anak dapatkan dari orang tuanya dan orang - orang dewasa di sekitarnya sejak masih sangat kecil," jelas Yuli Suliswidiawati kepada Aura, Senin (1/1).
Dengan demikian, pada proses pendidikan formal, dalam sekolah apapun yang menjadi pilihan orangtua dan anak yang bersangkutan, bukanlah tempat utama dan pertama untuk membentuk anak hingga menjadi sukses di kemudian hari. Pihak sekolah, dijelaskan Yuli Suliswidiawati, hanyalah pihak yang melakukan pengembangan dan pendidikan lanjutan yang sudah dimulai dari rumah.
"Dan terus bekerjasama dengan orang tua dalam pematangan pengembangan anak yang utuh dan bulat. Bukan sekadar pintar dari ilmu pengetahuan, tapi juga cerdas pada keseluruhan aspek," bilang Yuli Suliswidiawati.
(wida / wida)