Home
/
Technology

Bukalapak soal PHK: Nggak Nyampe 10 Persen

Bukalapak soal PHK: Nggak Nyampe 10 Persen

Christine Novita Nababan16 September 2019
Bagikan :

Bukalapak, startup e-commerce, membenarkan telah menempuh kebijakan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap para pekerjanya. Namun, pekerja yang dirumahkan itu diklaim berjumlah kurang dari 10 persen terhadap total karyawan perusahaan.

"Banyak yang sudah kami sampaikan. Terkait jumlah karyawan (di-PHK) nggak nyampe 10 persen," ujar Presiden Bukalapak Fajrin Rasyid di Jakarta, Senin (16/9).

Menurut Fajrin, langkah PHK ditempuh demi menciptakan bisnis yang berkelanjutan dan kestabilan. Hal itu pula yang menjadi alasan profit perusahaan bisa melompat tiga kali lipat dibandingkan tahun lalu. "Ini menunjukkan industri harus ada alasan," katanya.

Sebelumnya, CEO dan pendiri Bukalapak Ahmad Zaky menuturkan PHK demi menata bisnis dan mengoperasikan perusahaan karena sudah tumbuh dewasa. Pemangkasan dilakukan untuk mewujudkan ambisi agar perusahaan dapat meraih balik modal atau break even point/BEP.

"Bukalapak menyatakan diri ingin menjadi e-commerce unicorn pertama yang meraih BEP atau bahkan keuntungan dalam waktu dekat," terang dia.

Startup e-commerce unicorn tersebut diketahui mem-PHK ratusan karyawan. Disebut-sebut sebagian yang di-PHK merupakan karyawan kontrak. Namun begitu, manajemen mengklaim telah memenuhi seluruh hak-hak pekerja.

Marketplace Berbasis Syariah

Sebagai langkah ke depan, Fajrin melanjutkan akan membuat marketplace halal. Namun, marketplace berbasis syariah itu akan tersedia dalam fitur Bukalapak.

Tujuan dari pembuatan market place halal ini untuk memudahkan masyarakat mencari produk-produk halal. Namun, ia belum bisa memastikan kapan marketplace halal bisa diluncurkan.

"Saat ini sedang development (pengembangan) dengan KNKS (Komisi Nasional Keuangan Syariah) terkait dengan produk halal itu sendiri. Kalau ngomongin produk halal, kita harus punya list (daftar) tersebut yang itu dimiliki oleh DSN MUI," jelasnya.
[Gambas:Video CNN]
Saat ini, pertambahan kebutuhan masyarakat Indonesia yang menginginkan produk halal terus meningkat. Ia mencontohkan produk investasi syariah yang ada di Bukalapak lebih banyak diminati dibandingkan investasi nonsyariah.

Lebih lanjut, Fajrin mendorong kerja sama dengan KNKS untuk mensosialisasikan produk halal kepada para masyarakat.

"Sehingga, kita tidak hanya menjadi konsumen saja, tapi juga pelaku UKM (Usaha Kecil Menengah) untuk produk halal untuk bisa memanfaatkan platform, seperti Bukalapak," tandasnya.

Berita Terkait

populerRelated Article