Home
/
Lifestyle

Cantiknya Putri Kursi Roda Sedunia

Cantiknya Putri Kursi Roda Sedunia

Chaerunnisa10 October 2017
Bagikan :

Memakai gaun malam yang elegan dan tatanan rambut serta make up yang sempurna, Maria Diaz terlihat seperti kontestan kontes kecantikan lain, kecuali kursi roda yang sudah dipakainya 10 tahun lalu. Maria adalah satu dari 24 perempuan muda yang berkumpul di Warsawa pada hari Sabtu untuk memperebutkan gelar Miss Wheelchair World pertama.

"Tidak masalah siapa yang mendapat mahkota. Kami semua adalah pemenang," kata petenis asal Chili berusia 28 tahun, yang merupakan pemain tenis kursi roda profesional.

"Ini kesempatan pertama kami untuk menunjukkan kepada dunia bahwa kami dapat melakukan apapun yang kami inginkan," sambungnya.

Mahasiswa psikologi dan pedagogi Belarusia, Aleksandra Chichikova meraih gelar sebagai Putri Kursi Roda Sedunia yang digelar di sebuah gala malam di Ibu Kota Polandia.

Para kontestan menampilkan diri dalam kostum nasional, koktail, dan gaun malam. Mereka juga menampilkan tarian, beberapa dengan menggerakkan kursi roda mereka sendiri, sementara yang lain dibantu asisten.

Kebanyakan dari para kontestan membicarakan pengalaman pribadi mereka, termasuk tantangan hidup di kursi roda.

Kati van der Hoeven dari Finlandia hanya bisa berbicara dengan suaminya dengan menggerakkan murid-muridnya, sementara Mirande Bakker dari Belanda merupakan korban malapraktek seorang dokter.

Petugas kinesioterapis Polandia, Beata Jalocha telah berada di kursi roda sejak 2013 saat sebuah jumper bunuh diri mendarat di tubuhnya.

"Ini merupakan inisiatif pertama dari jenisnya di dunia," kata presiden Miss Wheelchair World, Katarzyna Wojtaszek-Ginalska kepada AFP.

Tujuannya adalah untuk, "Mengubah citra perempuan di kursi roda, sehingga mereka tidak akan dinilai hanya oleh kecacatan mereka", tambah perempuan cacat berusia 36 tahun itu.

Wojtaszek-Ginalska adalah kepala Yayasan Satu-Satunya, yang telah menyelenggarakan kontes ini dengan pengalaman dari pementasan kecantikan Polandia untuk orang-orang cacat.

"Bukan penampilan yang paling penting," kata Wojtaszek-Ginalska.

"Tentu saja, terlihat bagus, tapi kami fokus terutama pada kepribadian anak-anak, aktivitas keseharian mereka," lanjutnya.

Tujuan lain adalah untuk menunjukkan bahwa kursi roda merupakan kemewahan di banyak belahan dunia.

"Ini adalah ungkapan umum tentang wanita cacat yang tidak kami tanyakan untuk menjadi cacat, bahwa dengan senang hati kami akan menyingkirkan cacat kami, sehingga kami ingin dianggap orang biasa," paparnya.

"Tentu kita duduk di kursi roda, tapi itu takdir yang bisa menimpa siapa saja, kapan saja," tandasnya. (Asiaone)
populerRelated Article