Home
/
Health

Ini Cara Mengubah Ukuran Penis dengan Prosedur Medis

Ini Cara Mengubah Ukuran Penis dengan Prosedur Medis

Eva Nuroniatul Fahas22 October 2017
Bagikan :

SELAMA ini banyak pikiran salah yang berkembang di masyarakat mengenai mengubah ukuran penis. Sebagian orang berupaya membesarkan atau memanjangkannya dengan cara nonmedis.

Pada 2015, seorang pria di Samarinda mengeluhkan organ vitalnya karena mengalami pembengkakan dan disfungsi. Rupanya, ia berusaha membesarkan penisnya dengan cara menyuntikkan minyak goreng.

Kasus itu sempat menjadi pembahasan bagi para urolog di Tanah Air. Betapa masih rendahnya pengetahuan masyarakat akan bahaya memasukkan benda atau cairan asing secara sembarangan ke dalam tubuh.

Jika bukan minyak goreng, bahan dasar silikon lebih sering didengar orang awam untuk mengoreksi tubuhnya. Padahal, silikon juga termasuk zat berbahaya yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan tubuh.

Bahaya lainnya, saat masuk ke dalam organ tubuh, silicon akan sulit dipisahkan karena sudah menyatu dengan jaringan tubuh (kulit). Bahkan silikon dapat menyebar ke area lain di dalam tubuh di luar target organ yang disuntik.

Urolog dari Rumah Sakit Melinda 2 Bandung Kuncoro Adi menjelaskan, diakui atau tidak, ukuran penis orang Indonesia itu tergolong kecil jika dibandingkan dengan ras lain.

”Namun itu wajar karena Tuhan menyesuaikannya dengan tinggi badan rata-rata pria Indonesia sekitar 158 centimeter,” ujarnya ketika ditemui di RS Melinda 2, Jalan dr. Cipto, Kota Bandung, belum lama ini.

Upaya kalangan pria untuk mengubah ukuran penis sering diawali dengan rasa tidak puas. Mereka menganggap bentuk organ itu berhubungan dengan kepuasan seksual.

”Padahal tidak harus demikian. Ada banyak faktor lain yang dapat meningkatkan kepuasan seksual di luar bentuk penis,” tutur Kuncoro.

Penis yang mendapat perlakuan penyuntikan cairan asing seperti silikon pasti akan mengalami gangguan kesehatan atau fungsi. Dampaknya antara lain bisa menimbulkan reaksi jaringan seperti inflamasi (peradangan), bahkan bisa merusak saluran kencing.

Dari pengalaman menangani kasus seperti itu, Kuncoro mengutarakan ukuran penis yang telanjur diubah dengan cara nonmedis, sebagian besar bisa diperbaiki. Akan tetapi menimbulkan dampak lain, misalnya penurunan kepuasan saat berhubungan seksual.

Ia menjelaskan, penyuntikan cairan asing hanya mendatangkan sensasi sementara karena suatu saat dampak buruk akan timbul.

”Sebutlah disuntik dengan silikon, yang tidak akan dapat menyatu dengan penis karena merupakan zat asing. Efek lainnya, bisa merusak jaringan kulit sehingga bisa bernanah atau busuk,” kata Kuncoro.

Penambahan jaringan kulit dan sedot lemak

Kendati demikian, Kuncoro belum menemukan kasus dampak buruk dalam jangka panjang dari praktik penyuntikan cairan asing ke dalam penis, seperti kanker.

Masyarakat perlu memahami bahwa mengubah ukuran penis dengan jalan ilegal akan menimbulkan risiko kesehatan.

”Untuk mengubah ukuran, baik dibesarkan atau dipanjangkan, secara medis ada beberapa cara. Misalnya, dengan menambah dari jaringan kulit bagian tubuh lain dari pria tersebut. Biasanya paha,” katanya.

Cara itu, kata dia, lebih aman karena jaringan kulit baru kemungkinan besar akan menyatu dengan penis sehingga aman secara kesehatan. Reaksi penolakan dari tubuh pasien akan rendah sekali karena berasal dari jaringan yang sama.

Preview

Bisa juga melalui liposuction, alias penyedotan lemak. Bagian tubuh yang telah dihilangkan lemaknya, diambil kulitnya untuk ditambahkan pada penis. Malah, cara ini bisa menjadi solusi untuk dua masalah, menghilangkan lemak dan mengubah ukuran penis.

Yang menarik, kata Kuncoro, praktik mengubah ukuran penis dengan jalan ilegal terjadi di tengah masyarakat, baik itu yang tinggal di perkotaan, teredukasi, hingga pemegang jabatan penting di lingkungan sosialnya.

Preview

Ia menduga, masih banyak orang yang belum mengetahui cara medis untuk mengubah ukuran organ tersebut. Bisa jadi karena merasa tabu sehingga tidak mencari tahu atau kesulitan untuk mengakses ke layanan kesehatan.

Pemilihan silikon dan cairan asing lain juga bukan tanpa alasan. Paling utama adalah sisi ekonomis, yang dianggap lebih murah dan praktis.

Perbaikan

Kuncoro juga menjelaskan, jika penis sudah telanjur rusak akibat dimasukkan cairan asing, untuk memperbaikinya ada beberapa jalan. Pertama, dengan cara menambalnya dari kulit bagian lain. Tahapannya, urolog akan membuang seluruh jaringan kulit organ tersebut yang rusak, misalnya akibat disuntik silikon.

Biasanya, yang diperbaiki tak hanya bagian penis, namun juga bisa hingga skrotum dan juga area perut bagian bawah. Setelah diangkat, akan ditutup dengan jaringan kulit yang diambil dari bagian lain, misalnya paha.

Kedua, dengan sessile procedure, yaitu kulit penis yang sudah diangkat ditanam ke kantung kemaluan (skrotum) selama enam bulan. Setelah itu baru dipisahkan bagian kulit yang menghubungkan penis dan skrotum. Selain penampilan luar, kedua teknik perbaikan ini dinyatakan Kuncoro aman atau tidak akan mengganggu fungsi organ itu.

Implan untuk hindari gagal ereksi

Jalan kepuasan seksual bagi pria salah satunya melalui ereksi. Akan tetapi, bagaimana jika seorang pria mengalami gagal ereksi permanen. Ia menjadi demikian bisa saja karena penyakit yang dideritanya seperti diabetes atau tumor.

Pada 1970-an, bidang urologi dunia dikenalkan dengan penemuan teknik implan penis, yakni memasang benda kedokteran dalam penis agar dapat mengalami ereksi.

Baru-baru ini, alat tersebut hadir di Indonesia. ”Harganya masih mahal, kisaran Rp 100 juta. Jenisnya yang inflatable,” ujar Kuncoro.

Menurut dia, kehadiran benda ini dapat menjawab kegelisahan kaum pria yang sulit atau tidak mampu ereksi.

Bagaimana pun, upaya itu selain dapat mengembalikan kepercayaan diri, juga membahagiakan pasangannya. Tujuan lainnya, agar masyarakat tidak lagi sembarangan memasukkan cairan asing untuk mengubah ukuran penis.***

populerRelated Article