Sponsored
Home
/
Entertainment

Caren Delano, Penata Gaya Seleb Paling Diminati

Caren Delano, Penata Gaya Seleb Paling Diminati
Preview
Vallesca Souisa18 December 2016
Bagikan :

Setahun terakhir Caren Delano (36) menjadi buah bibir di kalangan seleb. Dia adalah fashion stylist atau penata gaya seleb papan atas seperti Chelsea Olivia-Glenn Alinskie, Marsha Timothy-Vino G. Bastian, Syahrini, Krisdayanti, dan saat ini menjadi penata gaya pribadi (fashion stylist) Agnez Mo. 

Pada 23 sampai 27 November lalu, Caren menggelar pameran fotografi, makeup, dan busana bertajuk “The Backstage: I Make You Look Fabulous” di Grand Indonesia, Jakarta. Dalam pameran tersebut, Caren berkolaborasi dengan fotografer mode Glenn Prasetya, 86 selebriti dan sosialita, serta beberapa desainer. Pameran itu seolah mengukuhkan kiprahnya sebagai penata gaya Indonesia. 

Sesungguhnya, kiprah Caren di dunia mode sudah dimulai sejak belasan tahun lalu. “Saya dulu sekolah desain mode di LPTB Susan Budiarjo. Saya sengkatan dengan Barli Asmara. Sambil sekolah, dengan bantuan ayah, saya membuka label mode sendiri. Namanya Caren Rowan Delano. Lulus pada 1999, saya menjadi desainer termuda,” kenang sahabat Dave Hendrik ini. 

Caren mengelola butiknya sendiri hingga 2003. Ia rutin menggelar pertunjukan mode di kafe dan restoran. “Pada 2003 saya diundang permaisuri Malaysia, dibuatkan pertunjukan mode tunggal olehnya di sana. Itulah terakhir kali saya berkiprah menjadi desainer. Saya memutuskan tidak menjadi desainer lagi, karena saya merasa gagal total,” ungkapnya. 

Penyebabnya, karena busananya tak laku terjual. Padahal dalam setahun ia bisa menggelar 100 kali pertunjukan busana. “Saya bisa dikatakan bangkrut. Saya menyusahkan orang tua saya, uang pun habis. Faktor lain, saya tidak fokus, kebanyakan bersenang-senang. Saya masih terlalu muda saat itu, usia saya baru 19 atau 20 tahun.” 

Gagal menjadi desainer, pada 2004 Caren memutuskan terbang ke Amerika Serikat, menimba ilmu  di jurusan Business Management Fashion di  Institute of Technology, New York. “Ayah saya hanya membekali uang 600 dolar AS (sekitar 7,9 juta rupiah untuk kurs saat ini) saja. Selebihnya harus mencari sendiri. Sambil sekolah saya bekerja sebagai pelayan,” kenangnya. 

Dari tempat kerja menuju tempat tinggalnya, Caren selalu melewati jalan yang terdapat deretan  butik. “Salah satu butik itu adalah Louis Vuitton (LV). Setiap melewati toko itu, saya selalu melihat ke etalase toko. Oh my God, ada satu dompet yang begitu saya inginkan.” 

Preview
Caren Delano bersama Chelsea Olivia dan Glenn Alinskie (Instagram)

Tetapi saat itu dia tak punya uang. Setiap pulang kerja, ia selalu mampir melihat dompet itu. “Sampai pegawai butik ini hafal dan bertanya, 'Ngapain kamu bolak-balik ke butik saya tapi hanya melihat-lihat saja, enggak pernah beli?' Saya bilang, buat saya memiliki dompet itu hanya mimpi. Pegawai butik ini malah menyemangati saya, suatu hari katanya saya bisa membelinya,” cerita Caren. 

Caren bekerja giat sampai ia akhirnya bisa membeli dompet tersebut. “Saya kembali ke butik LV dengan uang hasil kerja saya sebagai pelayan. Manajer LV melihat kegigihan saya mendapatkan dompet itu. Mereka mengatakan saya pekerja keras. Dari situ setiap ada acara LV saya selalu diundang. Dari situ saya mulai kenal dengan klien-klien dan tamu LV.” 

Mereka menyukai Caren yang supel dan nyambung ketika diajak bicara mode. “Salah satu klien LV di New York kemudian minta ditata gaya busananya. Saya diajak ke rumahnya dan diminta menjadi personal shopper-nya. Di situlah saya menemukan kenikmatan berbelanja dan mengonsep penampilan seseorang. Semakin lama, dari mulut ke mulut, klien saya bertambah. Jadi saya menyeriusi pekerjaan sebagai personal shopper dan penata gaya, itu di 2007, di Amerika,” kata pria berdarah Manado ini. 

Preview
Syahrini dan Caren Delano (Instagram)

Tahun-tahun selanjutnya ia bekerja di sebuah retailer di New York. Lantas pada 2011 Caren kembali ke Jakarta, karena ayahnya sakit. Membuat ia harus kembali menetap di Ibu Kota. “Saya ngapain, ya di Jakarta? Mau melanjutkan menjadi penata gaya, tapi enggak mau jadi  penata gaya di majalah atau media,” katanya. 

Setahun Caren menganggur. Pertemanan dengan Dave Hendrik dan Becky Tumewu membuatnya dihubungi seorang sosialita beken Jakarta. “Dia sosialita pertama yang penampilanya saya tangani di Jakarta. Saya menjadi penata gayanya selama dua tahun,” ungkapnya.

(val/gur)

populerRelated Article