Home
/
Lifestyle
Catatan Kecil dari Penelitian Bahaya Rokok Elektrik
TEMPO.CO09 February 2017
Bagikan :
Rokok elektrik atau vape mungkin meningkatkan risiko penyakit jantung. Demikian laporan para peneliti University of California, Los Angeles (UCLA). Tim peneliti menemukan bahwa dua faktor risiko untuk penyakit jantung meningkat pada 16 pengguna rokok elektrik dibanding 18 orang yang bukan perokok.
Baca: Rokok Elektrik Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung
Menurut Ambrose, beberapa pengguna vaping dalam riset itu biasa merokok tembakau, yang mungkin mempengaruhi data. Meski begitu, dia menyebut riset UCLA menarik, sambil memberi catatan bahwa “komunitas kedokteran belum memiliki informasi yang cukup” untuk menentukan bahwa rokok elektrik berbahaya.
Aruni Bhatnagar dari American Heart Association Tobacco Regulation and Addiction Center mengatakan, riset Tim UCLA langsung menyasar organ tubuh manusia yang akan terpengaruh. Selain itu mereka juga menyelidiki bagaimana rokok elektrik bisa menyumbang pada penyakit jantung.
Riset ini “menambah kasus bahwa mungkin sejumlah residu berbahaya terkait dengan vaping,” kata Bhatnagar dari University of Louisville di Kentucky. Makalahnya tentang rokok elektrik dan risiko penyakit jantung juga terbit dalam JAMA Cardiology. Riset-riset sebelumnya telah mencoba mengaitkan vaping dengan peradangan paru-paru dan memeriksa sifat racun dari menghisap rokok elektrik.
Nikotin, zat adiktif pada rokok tembakau dan rokok elektronik diketahui meningkatkan kadar adrenalin. Untuk memastikan bahwa mereka mengukur dampak-dampak jangka panjang vaping dan tidak hanya keberadaan nikotin, para peneliti UCLA melarang subyek riset mengkonsumsi rokok elektrik di hari pengetesan.
JAMANETWORK | SCIENCE NEWS | HOTMA SIREGAR
Baca Juga:
Jokowi Ajak Media Perangi Berita Bohong
Rokok Elektrik Jadi Perdebatan Para Ilmuwan, Sehatkah?
Berita Terkait:
Tags:
Sponsored
Review
Related Article