Sponsored
Home
/
Digilife

ChatGPT Ternyata Dipakai Hacker buat Bikin Malware hingga Phishing

ChatGPT Ternyata Dipakai Hacker buat Bikin Malware hingga Phishing
Preview
Vina Insyani05 February 2024
Bagikan :

Uzone.id – Tidak hanya untuk membantu menyelesaikan tugas sekolah dan kuliah saja, ternyata ChatGPT juga digunakan untuk membantu menyelesaikan ‘misi’ para penjahat siber.

Penemuan terbaru dari Kaspersky menemukan fakta adanya postingan di dark web yang membahas soal penyalahgunaan ChatGPT. Setidaknya ada hampir 3 ribuan postingan yang membicarakan soal rencana ini.

Tujuannya tentu untuk hal-hal negatif, termasuk untuk mengembangkan malware hingga umpan phishing yang lebih canggih lewat teknologi AI.

Alisa Kulishenko, Analis jejak digital Kaspersky mengungkapkan kalau para penjahat siber ini secara aktif mencoba berbagai skema untuk menyalahgunakan platform chatbot AI.

“Topiknya sering kali mencakup pengembangan malware dan jenis penggunaan model bahasa terlarang lainnya, seperti pemrosesan data pengguna yang dicuri, penguraian file dari perangkat yang terinfeksi, dan lainnya,” kata Alisa.

Lebih mengerikan lagi, pelaku siber ini seringkali berbagai jailbreak di dark web, yaitu serangkaian perintah khusus untuk membuka fungsionalitas tambahan di ChatGPT. Dengan jailbreak ini, penjahat siber juga bisa mengeksploitasi alat yang sah untuk tujuan berbahaya.

Di dark web, para penjahat siber ini juga sering kali menggunakan alternatif chatbot AI yang memiliki fungsionalitas yang sesuai dengan tujuan mereka yaitu kejahatan siber, chatbot tersebut antara lain XXXGPT, FraudGPT, dan lainnya.

Tidak hanya berbagi platform AI saja, ChatGPT berbayar juga dijual di dark web. Akun-akun ini merupakan akun curian yang kemudian dipromosikan sesuai dengan permintaan di berbagai platform termasuk Telegram.

“Meskipun alat AI itu sendiri pada dasarnya tidak berbahaya, penjahat dunia maya mencoba menemukan cara yang efisien dalam menggunakan model bahasa, sehingga memicu tren untuk menjadikannya ancaman dunia maya dan, dalam beberapa kasus, berpotensi meningkatkan jumlah serangan siber,” tambah Alisa.

Walau sudah banyak hacker yang ingin menggunakan AI sebagai alat bantu mereka, setidaknya di tahun 2024 ini kecil kemungkinan kalau chatbot atau AI generatif akan menguasai lanskap serangan siber.

Namun, agar tetap berjaga-jaga dalam jenis serangan siber yang melibatkan AI, alangkah baiknya untuk semakin teliti ketika mendapat tanda-tanda serangan siber yang lebih smooth, salah satunya memeriksa kembali ketika ada email mencurigakan masuk. Pasalnya, para hacker saat ini sudah meminta bantuan AI untuk menulis dan menyusun kata-kata menyakinkan untuk memancing kepercayaan calon korbannya.

populerRelated Article