icon-category Digilife

ChatGPT vs Bard: Mana Chatbot AI yang Lebih Jago?

Bagikan :

Uzone.id - ChatGPT langsung jadi sensasi, walau usianya masih seumur jagung. Meluncur November tahun lalu, banyak perusahaan teknologi raksasa yang merasa ‘terancam’ dengan kehadiran platform Generative AI dari OpenAI ini, tak terkecuali Google.

Merespon kehadiran ChatGPT, raksasa pencarian itu langsung memperkenalkan chatbot AI mereka bernama Bard. Fungsi utamanya kurang lebih serupa, mampu menjawab pertanyaan apapun yang diberikan oleh pengguna, baik yang berkaitan dengan keperluan pribadi, pendidikan, hingga bisnis.

Dibandingkan dengan ChatGPT, Bard buatan Google menggunakan model bahasa yang berbeda, demikian juga dengan sumber data yang digunakannya. Pertanyaannya, mana yang lebih bagus, ChatGPT dari OpenAI atau Bard besutan Google?

Berikut perbandingan kedua chatbot berbasis AI tersebut berdasarkan rangkaian informasi yang dikutip tim Uzone.id dari berbagai sumber.

Teknologi dan sumber yang berbeda

alt-img
Ilustrasi foto: Jonathan Kemper/Unsplash

Bard dari Google dirancang menggunakan Language Model for Dialogue Applications atau LaMDA. Dengan teknologi ini, Bard bisa merespon percakapan dari pengguna secara langsung dengan ‘gaya bicara’ yang lebih alami dan terbuka.

Sementara ChatGPT buatan OpenAI, menggunakan teknologi Generative Pre-Training Transformer 3 atau GPT-3. Buat pengguna premium (kami bahas di sub-judul berikutnya) menggunakan GPT-4 yang lebih jago, jadi tergantung dengan versi yang pengguna gunakan.

Selain basis teknologi yang beda, sumber yang dipakai keduanya pun beda jauh. AI Bard dilatih menggunakan teknologi Infiniset, kumpulan data yang mencakup Common Crawl, Wikipedia, dokumen online, sampai percakapan di internet.

Soal pencarian data jauh lebih unggul, karena Bard langsung terhubung ke sistem Google Search untuk mencari berbagai informasi untuk disampaikan ke pengguna langsung.

Kalau kalian menggunakan ChatGPT, platform ini sering menampilkan kalau jawaban-jawaban yang mereka berikan ke pengguna berdasarkan kumpulan data yang belum diperbarui sejak 2021. 

Sumbernya kurang lebih sama dengan Bard, minus pencarian online secara real-time saja. Sehingga informasi yang diberikan kepada pengguna sering terbatas.

Kalau ada yang gratis, kenapa harus bayar?

alt-img

Bard adalah salah satu dari sekian banyak layanan Google yang dapat digunakan secara gratis, tanpa biaya tambahan apapun (sampai sekarang). Tanpa harus bayar, Bard tidak membeda-bedakan penggunanya, gak ada antrian dan semua jawaban disajikan secara cepat.

Beda jauh dengan ChatGPT, layanan ini memang gratis tapi dengan beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh pengguna. Satu di antaranya adalah harus sabar. 

Sabar, kenapa? Sebab ChatGPT gratis tidak bisa digunakan pada jam sibuk. Sering kejadian ChatGPT mengetikkan jawaban jauh lebih lama dari biasanya, hal ini pasti bikin kesal segelintir pengguna. 

Solusinya, langganan ChatGPT Plus seharga USD20 atau sekitar Rp300 ribuan. Dengan akses premium, layanan AI ini bisa diakses kapanpun dengan jawaban yang jauh lebih cepat dari versi gratis. 

Fitur-fitur baru juga bisa digunakan lebih dulu oleh pengguna ChatGPT Plus. Beda jauh dengan Bard, yang membebaskan semua fitur dan akses layanannya buat semua pengguna secara gratis.

Plugin, bikin AI lebih dari sekadar chatbot

Google benar-benar menyiapkan kompetitor yang serius untuk ChatGPT. Bard tidak dirancang sebagai ‘tiruan’ ChatGPT saja, tapi lebih baik dari itu.

Bard dibuat Google agar lebih dinamis, bisa dipasangkan dengan layanan online apapun yang ada saat ini. Lewat plugin, Google membuat Bard dapat terintegrasi dengan aplikasi-aplikasi populer untuk menambah user experience pengguna.

Contoh, pengguna bisa dengan mudah memesan belanjaan dengan InstaCart, reservasi restoran dengan OpenTable, bikin rencana jalan-jalan dengan Kayak, dan sebagainya.

Sementara ChatGPT, fitur ini belum tersedia sampai sekarang. Hal ini yang bikin Bard bukan sekadar chatbot untuk menunjukkan hasil pencarian saja, tapi jauh lebih advanced.

Hasil pencarian

ChatGPT dan Bard sama-sama dapat menangani berbagai pertanyaan dari pengguna. Topiknya apa saja, bisa informasi tentang peristiwa bersejarah, membuat perencanaan pesta, resep masakan, dan lain sebagainya.

Soal hasil pencairan terkini dan aktual, Google Bard jagoannya. Seperti yang telah kami sebutkan di atas, Bard terhubung langsung ke internet via Google Search, Bard dapat menarik data secara real-time, beda dengan ChatGPT yang terbatas pada tahun 2021 (sejauh ini).

Sebagai contoh, kami mencoba menanyakan siapa pemenang Piala Dunia 2022 Qatar, smartphone dengan spek paling kencang saat ini, hingga spesifikasi lengkap iPhone 14 Pro Max. 

alt-img
Informasi soal Piala Dunia Qatar sudah ada di ChatGPT

alt-img
Informasi soal Piala Dunia Qatar belum ada di ChatGPT

Google Bard mampu menjawabnya dengan baik, lengkap dengan tanpa Google Search agar pengguna bisa melihat sumber informasinya. Di lain sisi, ChatGPT justru tak bisa memberikan jawaban sama sekali dengan alasan database terakhir yang sistem ini punya hanya sampai September 2021 saja.

alt-img
Informasi tentang iPhone 14 Pro Max dari Bard

alt-img
ChatGPT belum mengetahui soal iPhone 14 Pro Max

Bard jelas lebih unggul di sini karena dapat memaparkan informasi yang relevan dan terkini. Tapi bukan berarti ChatGPT lebih buruk. Layanan AI dari OpenAI ini lebih jago terkait fungsi tekstual dan bisa menyampaikan jawaban secara lebih informatif.

ChatGPT unggul soal tulis-menulis, seperti artikel, email, ide pemasaran, ide konten, dan sebagainya. Misalnya, kami meminta ChatGPT dan Bard untuk menjelaskan soal sejarah sistem operasi Android.

ChatGPT memberikan penjelasan secara rinci dan kronologis, menjelaskan kapan Android pertama kali dikembangkan dan smartphone apa yang pertama menggunakannya. Versi Android terbaru (terakhir sampai Android 12) pun disebutkan oleh AI ini, lengkap dengan ekosistem perangkat berbasis Android.

alt-img
Sejarah Android dari Bard

alt-img
Sejarah Android dari ChatGPT

Sementara Bard hanya menjelaskan informasi pentingnya saja. Sama-sama kronologis, namun kurang lengkap tanpa adanya info tentang versi Android dan ekosistem pendukungnya.

Kelebihan lain cari ChatGPT, platform ini bisa berbahasa Indonesia. Jadi, kalian bisa bertanya apapun menggunakan bahasa Indonesia, dan CharGPT pun memberikan jawaban dengan bahasa yang sama.

Beda dengan Bard, sejauh ini hanya mendukung bahasa Inggris saja, baik pertanyaan dan jawabannya.

Kesimpulan

Lalu, lebih unggul mana? Jika kalian mencari informasi faktual dan real-time, pemenangnya jelas Bard dari Google. Informasi yang diberikannya sudah terkini, bahkan hingga detik saat ini. Pengguna pun bisa memeriksa sumber informasinya ke Google Search secara langsung. 

Tapi, ChatGPT unggul dalam hal bercerita, menjelaskan, memaparkan informasi kepada penggunanya. Wajar, viralnya kehebatan ChatGPT lantaran banyak yang memanfaatkannya untuk membuat makalah, lapiran, cerita, bahkan sampai coding lengkap.

Soal penggunaan, keduanya memberikan experience yang sama-sama mudah digunakan. Bedanya, Google Bard menyediakan semuanya secara gratis (sampai sekarang) dan ChatGPT tersedia dalam dua versi, gratis dan berbayar dengan model teknologi yang berbeda juga. Kalian tinggal pilih saja sesuai kebutuhan, tapi jelas Bard lebih unggul di sini.

alt-img
Template email buatan Bard

alt-img
Template email dari ChatGPT

Integrasi dengan layanan Google pun jadi keunggulan telak dari Bard. Semisal menulis email, saat meminta Bard untuk membuatkan email, di bagian bawah terdapat tombol yang memungkinkan kami untuk mengirimkan pesan langsung via Gmail atau menyimpannya di Google Docs. Hal tersebut tak ditawarkan oleh ChatGPT.

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini