icon-category Digilife

China Tutup Pusat Tambang Bitcoin

  • 04 Mar 2021 WIB
Bagikan :

Ilustrasi (Foto: Andre / Unsplash)

Uzone.id - Wilayah Mogolia Dalam, China, akan melarang proyek penambangan cryptocurrency baru dan menutup aktivitas yang ada dalam upaya mengurangi konsumsi energi.

Bitcoin didasarkan pada jaringan yang terdesentralisasi, itu berarti Bitcoin tidak bisa diterbitkan oleh satu entitas seperti bank sentral.

Transaksi dicatat di buku besar publik yang disebut blockchain, perlu "diverifikasi" oleh penambang.

Para penambang ini menjalankan komputer yang dibuat khusus untuk memecahkan teka-teki matematika yang rumit, secara efektif memungkinkan terjadinya transaksi Bitcoin.

Para penambang menerima Bitcoin sebagai hadiah. Itulah insentifnya.

BACA JUGA: Penampakan Hotel Luar Angkasa Pertama di Dunia, Dibangun Mulai 2025

Namun, karena butuh komputer yang bertenaga tinggi, tentu saja menghabiskan banyak energi.

Penambangan Bitcoin menghabiskan energi sekitar 128,84 terrawat - jam per tahun - melebihi negara macam Ukraina dan Argentina, menurut Indeks Konsumsi Listrik Bitcoin Cambridge, sebuah proyek dari Universitas Cambridge.

China menyumbang sekitar 65 persen dari semua penambang Bitcoin secara global. Mongolia Dalam saja menyumbang sekitar 8 persen karena energinya yang murah.

Sebagai perbandingan, Amerika Serikat menyumbang 7,2 persen dari penambang Bitcoin global.

Namun, tidak semua cryptocurrency berfungsi seperti Bitcoin. Mongolia Dalam, yang terletak di China utara, gagal memenuhi penilaian pemerintah pusat terkait penggunaan energi pada tahun 2019 hingga bikin Beijing marah.

Sebagai tanggapan, komisi pembangunan dan reformasi kawasan itu menyusun rencana untuk mengurangi konsumsi energi.

Bagian dari rencana itu termasuk penutupan proyek penambangan cryptocurrency yang ada pada April 2021 dan tidak mengizinkan yang baru.

Mereka juga menilai ulang industri padat energi lainnya seperti baja dan batu bara.

China memang mendorong negaranya lebih ramah lingkungan. Presiden Xi Jinping mengatakan bahwa negaranya punya target mengurangi emisi karbon dioksida puncaknya pada 2030, kemudian bebas karbon pada 2060. (CNBC)

VIDEO Lenovo Legion 7i, Tampang kalem Performa Ganas!

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini