Dapat Julukan Gak Resmi, Januari Sama dengan Bulan Perceraian
-
Ilustrasi. (Foto: Unsplash)
Uzone.id - Selama bertahun-tahun, secara tidak resmi, Januari mendapat julukan sebagai bulan perceraian. Kenapa begitu?Mengutip Reader’s Digest, meski penelitian dari University of Washington menemukan perceraian paling banyak terjadi pada Agustus dan Maret, pengadilan masih melihat lonjakan pengajuan perceraian setelah tahun baru.
Banyak ahli hukum percaya fenomena ini bermuara pada satu hal, yaitu orang tidak ingin bercerai selama liburan.
Baca juga: Mau Pacaran dengan Teman Kantor? Pikir-Pikir Dulu Deh
Jika pasangan, terutama mereka yang memiliki anak, sudah mulai mempertimbangkan perceraian sebelum liburan, mereka memutuskan untuk tetap bersama sampai akhir tahun.
Dengan demikian, keluarga mereka dapat menikmati satu musim liburan terakhir bersama, sebelum mereka berpisah.
Banyak orang juga menjadikan Januari sebagai bulan untuk memulai resolusi tahun baru.
Baca juga: Indahnya Bukchon Hanok Village, Tempat Siti Badriah Dilamar
Pasangan suami istri mungkin juga meluangkan waktu untuk mengevaluasi kembali pernikahan mereka.
Seperti kata pengacara perceraian di Maryland, James Gross, kepada Huffington Post, “Liburan juga menjadi momen emosi memuncak, dan jika kamu tidak bahagia atau marah dalam pernikahan, liburan mungkin mendorong perasaan negatif itu semakin memuncak.”
Beberapa pasangan mungkin hanyut dalam kegembiraan liburan, sehingga mereka berusaha membuat hubungan mereka baik-baik saja.
Baca juga: Bikin Bangga, Denpasar Kota Tersehat Kalahkan New York
Namun begitu musim liburan berlalu dan tahun berganti, mereka kembali ke kehidupan nyata yang menyedihkan.
Itu yang menjadi alasan di balik melonjaknya pengajuan perceraian setelah tahun baru.