Darurat Perkosaan di India Masih Berlangsung
Belum juga kelar kasus Asifa, pekan lalu ditemukan lagi jasad gadis kecil, korban perkosaan anak dan pembunuhan di pinggir jalan tol kota Surat, negara bagian Gujarat, kampung halamannya Perdana Menteri India Narendra Modi.
Setelah itu, kasus perkosaan yang mengejutkan kembali terjadi. Kali ini pelaku perkosaan adalah kepala sekolah, dua guru, dan 13 siswa yang memperkosa seorang gadis di bawah umur secara berulang-ulang dalam jangka waktu tujuh bulan terakhir.Kini, terjadi lagi, sebanyak 17 pria ditangkap polisi Chennai, India, karena diduga melakukan perkosaan anak gadis berusia 12 tahun yang menderita gangguan pendengaran. Gadis itu telah diperkosa oleh setidaknya 22 pria selama lebih dari tujuh bulan. Korban yang duduk di kelas 7 itu dibius oleh narkoba yang dicampur dengan minuman.
Pada 2012, menurut Biro Pencatatan Kriminal Nasional India (NCRB) ada 25 ribu kasus perkosaan. Pada pencatatan terakhir 2016, jumlahnya malah meningkat menjadi 40 ribu. Artinya, ada sekitar 106 perkosaan per hari di India.
Dari kasus-kasus tersebut, 95 persen pelaku dalam kasus perkosaan adalah orang yang dikenal korban, bahkan saking banyaknya kasus perkosaan dan penyerangan seksual, media India tidak terlalu bernafsu memberitakannya karena itu bukan berita besar.
Berbagai faktor disebut sebagai pemicunya, salah satunya adalah kurangnya pendidikan. Mayoritas pelaku perkosaan tidak menyesali apa yang mereka lakukan. Bahkan tidak merasa apa yang mereka lakukan adalah tindakan yang salah.
Perekonomian India memang salah satu yang terbesar di dunia. Bahkan tahun ini, India diprediksi oleh lembaga Pusat Riset Bisnis dan Ekonomi di London akan berada di lima besar ekonomi dunia, menggeser Inggris dan Prancis. Namun tingkat buta huruf dan kemiskinan India masih besar.
Nyatanya, di balik bias cahaya layar Bollywood, hingga kini India masih darurat perkosaan.