Demam Metaverse, Barbados Dirikan Kedutaan Besar Virtual
Ilustrasi (Foto: Jessica Lewis / Unsplash)
Uzone.id - Istilah metaverse jadi booming setelah Facebook memutuskan mengubah namanya jadi Meta. Namun, konsep metaverse ini sebetulnya sudah mulai mencuat beberapa waktu lalu.
Seiring perkembangan teknologi yang ada, metaverse terus mendapatkan popularitas dan menarik minat perusahaan teknologi besar.Hal itu dikatakan oleh CEO Indodax, Oscar Darmawan, dengan menambahkan bahwa metaverse merupakan suatu Augmented Reality (AR) dimana seseorang bisa melakukan apapun dan berinteraksi dengan orang lain secara virtual meskipun sampai saat ini baru banyak diimplementasikan di dunia gaming.
BACA JUGA: Tanggapan Resmi Gojek Soal Penggelapan MacBook Rp67 Juta
"Secara lebih sederhananya, metaverse adalah simulasi dunia manusia yang ada di internet. Menurut saya pribadi, setelah penggantian nama Facebook menjadi Meta kemarin, saya pikir ini sebagai suatu langkah yang sangat amat bagus," kata Oscar melalui sebuah pernyataan kepada Uzone.id, Jumat (26/11/2021).
Menurut Oscar, perusahaan besar macam Microsoft, Roblox dan Nvidia kabarnya sedang mengembangkan perangkat untuk mendukung implementasi di dunia digital, dalam hal ini metaverse.
Setelah Facebook berganti nama menjadi Meta, hype dari metaverse pun merambah sampai ke urusan pemerintahan suatu negara.
BACA JUGA: Dinikmati di 2022, Gojek Integrasikan Tiket KRL dengan GoTransit
Barbados, suatu negara yang terletak di kepulauan Karibia ini menjadi negara kepulauan pertama yang sedang mempersiapkan diri untuk pendirian kedutaan di realitas virtual metaverse pasca menandatangani perjanjian untuk mendirikan kedutaan digital di Decentraland.
Oscar menilai bahwa langkah yang diambil oleh negara Barbados adalah langkah yang unik dengan memanfaatkan teknologi untuk keperluan diplomatik.
Mengenai hubungan antara kripto dengan metaverse, Oscar menjelaskan bahwa ada tipe aset kripto yang bisa berfungsi untuk transaksi jual beli aset virtual.