Deteksi Dini Kusta Agar Terhindar dari Kecacatan
Hari Minggu terakhir di bulan Januari telah ditetapkan sebagai Hari Kusta Sedunia (World Leprosy Day). Untuk tahun ini, peringatan jatuh pada tanggal 29 Januari 2017. Hari Kusta Sedunia ditetapkan pertama kali oleh Filantropis pada tahun 1953 sebagai upaya untuk meningkatkan kepedulian global.
Pada tahun 2014, sekitar 214.000 kasus baru kusta yang dideteksi di seluruh dunia. Namun, setelah diestimasikan lebih dari 3 juta individu penderita kusta belum terdiagnosis.
Kusta, atau dikenal juga dengan istilah lepra dan penyakit Hansen, adalah penyakit infeksi bakteri. Penyakit ini berkaitan dengan berbagai perubahan pada kulit.
Jarak dari waktu awal terinfeksi hingga munculnya gejala dapat cukup lama dengan rata-rata 5 tahun atau bahkan hingga 20 tahun pada sebagian kasus. Saat terdiagnosis, kusta dapat ditangani dengan pengobatan rutin selama periode waktu yang ditentukan bergantung tipe dari kusta yang dialami.
Penyakit ini dapat menimbulkan kompikasi berupa kelainan persarafan, kebutaan, dan kecacatan pada tangan dan kaki. Deteksi dini dari kusta merupakan bagian penting dari pencegahan timbulnya komplikasi tersebut.
Selain kemungkinan terjadinya kecacatan, salah satu dampak yang dapat terjadi akibat dari deteksi lambat adalah kemungkinan terjadinya penyebaran infeksi di komunitas. Penularan pada kusta diduga terjadi akibat kontak kulit yang lama dan erat.
Terapi pengobatan yang diberikan untuk kusta adalah multi-drup therapy. Tujuannya untuk mengurangi risiko menularnya bakteri dari individu yang mengalami kusta setelah menjalani pengobatan selama kira-kira dua minggu.
Deteksi dini memegang peranan penting untuk setiap penyakit. Penanganan dini dari kusta juga berperan penting dalam mencegah penularan. Dengan melakukan deteksi dini pada kusta diharapkan dapat menekan jumlah penderita kusta setiap tahunnya di Indonesia.
(DA/ RH)
Baca Juga:
Related Article