Detik-detik Pencopotan Dirut Pertamina
Alphard hitam berhenti di pintu masuk basement Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dari dalamnya, turun Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto. Saat itu masih pagi, jam bahkan belum menunjukkan pukul 10.00.
Dwi langsung menyapa awak media yang menunggunya. Ia berhenti sejenak dan menyalami satu per satu wartawan di sana. Tangannya dingin.Dwi yang mengenakan kemeja putih lengan pendek hanya tersenyum saat disinggung mengenai tangan dinginnya. Namun ia menjawab pertanyaan lain yang diajukan. "Saya diundang ke sini," katanya saat ditanya mengenai kedatangannya, Jumat, 3 Februari 2017.
Baca: Rini: Presiden Tahu Pemberhentian Direksi Pertamina
Undangan tersebut berasal dari Menteri BUMN Rini Soemarno. Tidak hanya Dwi, Wakil Direktur Utama Pertamina Ahmad Bambang juga menerima undangan tersebut.
Ahmad tiba beberapa menit sebelum Dwi. Ia mengenakan batik lengan panjang. Sebelum masuk, Ahmad hanya mengacungkan ke dua jempolnya tanpa menjawab pertanyaan wartawan.
Kedatangan keduanya pagi itu untuk menghadiri pertemuan bersama Menteri, Dewan Komisaris, dan Direksi Pertamina. Mereka mengumumkan pemberhentian Dwi dan Ahmad dari jabatannya sebagai Direktur Utama dan Wakil Direktur Utama.
Baca: Copot Direktur Pertamina, Rini Konsultasi ke Presiden
Perwakilan Pertamina dan Kementerian BUMN kemudian mengadakan konferensi pers untuk mengumumkan keputusan tersebut. Namun Dwi dan Ahmad tidak berada di dalam ruangan.
Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Konsultan, Kementerian BUMN Gatot Trihargo mengatakan keduanya dicopot karena masalah kepemimpinan. "Salah satu hal yang dicermati ibu Menteri dan jajaran komisaris adalah masalah leadership di Pertamina," kata dia.
Baca: Tanggapan Wapres JK tentang Pencopotan Dirut Pertamina
Gatot mengatakan Pertamina harus memiliki manajemen yang solid untuk menjalankan tanggung jawab perusahaan yang semakin besar. "Kami melihat internal harus ditingkatkan sehingga perlu ada penyegaran," kata dia.
Komisaris Utama Pertamina Tanri Abeng mengatakan masalah kepemimpinan yang dimaksud adalah tidak solidnya kedua pemimpin. Salah satu kasus yang menjadi perhatian Dewan Komisaris adalah lambatnya penempatan tenaga strategis seperti Presider Direktur PT Pertagas. "Mungkin ada tarik menarik sehingga itu tidak berjalan sesuai dengan waktu yang diharapkan," kata dia.
Namun ia tidak menampik bahwa salah satu pemicu masalah adalah jabatan wakil direktur utama. "Barangkali nomenklatur ini bagian dari kondisi yang menyebabkan tidak terjadinya kerja sama yang bagus," kata dia. Jabatan tersebut pun diputuskan untuk dihapus.
Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan masalah kepemimpinan di tubuh Pertamina bukan disebabkan oleh struktur organisasi. "Kalau saya melihat, masalahnya adalah personality," kata dia. Ia menyampaikan maaf kepada Dwi dan Ahmad sebelum mengucapkan pernyataan tersebut.
Rini mengatakan kemampuan pemimpin sangat penting untuk menjalankan organisasi. Menurut dia, pemimpin yang baik bisa bekerja dalam bentuk struktur apapun.
Jabatan Direktur Utama Pertamina kini diisi sementara oleh Yenni Andayani yang merupakan Direktur Energi Baru dan Terbarukan. Penunjukkan direktur baru paling lama 30 hari.
VINDRY FLORENTIN
Berita Terkait: