
Di Balik Jadwal Tayang Bareng Film Hanum Rais dan Ahok

Jadwal pemutaran film Hanum & Rangga dimajukan menjadi 8 November 2018. Film adaptasi kisah nyata percintaan putri Amien Rais ini akan diputar berbarengan dengan film A Man Called Ahok yang juga diangkat dari kisah nyata kehidupan Basuki Tjahaja Purnama.
Kedua film identik satu sama lain. Sama-sama berasal dari kisah nyata, sama-sama bersumber dari novel (buku The Faith and The City karya Hanum dan buku A Man Called Ahok karya Rudi Valinka), sama-sama diangkat ke layar lebar, tampil di bulan yang sama, dan direncanakan diputar di hari yang sama. Yang membedakan keduanya adalah sosok yang diangkat punya perbedaan pandangan politik. Ahok adalah mantan kolega politik dan berteman dekat dengan Joko Widodo. Ia bisa dibilang berada di barisan pendukung Jokowi. Hanum adalah anak Amien Rais, sosok yang dikenal kritis bahkan cenderung nyinyir terhadap Jokowi. Amien dekat dengan Prabowo Subianto dan bisa dibilang pendukung garis keras Capres Nomor urut 02. Ini memungkinkan Ahok dan Hanum punya latar belakang pendukung yang berbeda. Tak hanya itu, majunya jadwal film ini diumumkan tak lama setelah ramai-ramai kasus hoaks Ratna Sarumpaet. Ratna adalah mertua Rio Dewanto, pemeran Rangga dalam sekuel film yang ditulis Hanum, sekaligus bekas tim pemenangan Prabowo. Fakta ini menjadi serpihan cerita di balik dimajukannya pemutaran film ini.
Menyambut Hanum & Rangga
Mantan staf pribadi Ahok, Rian Ernest tak ambil pusing dengan majunya jadwal penayangan film Hanum & Rangga. Rian yang kini menjadi caleg Partai Solidaritas Indonesia mengaku tak khawatir jadwal dua film bergenre biopic itu muncul bersamaan.
“Karena segmentasinya memang berbeda. Jadi nanti tinggal pilih. Yang mau menonton soal Pak Ahok ya nonton A Man Called Ahok. Yang mau nonton soal Hanum Rais ya pilih Hanum & Rangga,” kata Rian kepada Tirto. Hal sama dikatakan mantan juru bicara tim pemenangan Ahok-Djarot saat Pilkada DKI Jakarta, Raja Juli Antoni. Ia tidak menganggap ada upaya untuk mencegah Ahok kembali dibicarakan di masyarakat. Namun apabila memang demikian, menurut Toni, ketakutan itu sangat berlebihan. “Keterlaluan kalau mereka masih mau jahatin Pak Ahok. Keterlaluan kalau masih berpikir film itu harus dikubur dengan cara seperti itu. Pak Ahok sudah kalah, sudah dipenjara. Jadi menurut saya kalau betul pemikiran itu, berlebihan lah ya. Film ini sebuah kebudayaan, nikmati saja,” kata Toni kepada Tirto. Secara terpisah, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN) Saleh Partaonan Daulay menyanggah film Hanum & Rangga dipercepat rilisnya untuk memulihkan citra Hanum. Menurutnya, Hanum tidak berbuat salah dan tidak ikut menyebarkan hoaks Ratna Sarumpaet. “Dia kan korban, dia tertipu,” kata Saleh pada Tirto. “Karyanya enggak usah ditarik ke arah situ.” Sementara itu, Manoj Punjabi selaku produser film tersebut mengatakan keputusan memajukan jadwal bukan berada di tangan Hanum melainkan dirinya. Ia mengaku tak tahu dengan polemik Ratna Sarumpaet saat menginformasikan pemajuan jadwal tayang film Hanum & Rangga kepada Hanum Rais. “Ketika saya bilang ke Hanum saya malah enggak tahu ada kasus itu,” kata Manoj kepada Tirto. Ia juga menampik pemajuan jadwal untuk menjegal Ahok. “Enggak lah. Enggak sejauh itu. Saya kira saya urusi film saya saja. Enggak level saya urus begitu.” Baca juga artikel terkait PEMUTARAN FILM atau tulisan menarik lainnya Felix NathanielCek informasi menarik lainnya di Google News
Editors' Picks
Most Popular
Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini