icon-category Travel

Di Cina, Wanita Usia 20an Masih Lajang Disebut Sisa, Kok Bisa?

  • 09 Mar 2018 WIB
Bagikan :

Pemerintah Cina telah mengeluarkan ultimatum pada perempuan atau wanita muda di sana agar jangan terlalu memilih dalam masalah pasangan.

Seruan tersebut dimuat dalam editorial sebuah surat kabar komunis, Sichuan Daily, yang menyatakan bahwa perempuan Cina harus 'kembali ke kenyataan' dan jangan terlalu lama mencari cinta sejati.

"Pernikahan adalah proses saling menoleransi, dan tidak mungkin semuanya berjalan sesuai keinginan Anda. Ubah sikap, kembali ke kenyataan. Mungkin akan ada ketidaksempurnaan, tapi hidup Anda akan penuh menjadi penuh karena itu (menikah), " tulis editorial tersebut dilansir news.com.au.

Seruan ini juga dibuat karena Cina tengah kewalahan dengan banyaknya jumlah pensiunan atau manula. Adapun kebijakan satu anak di Cina, di mana keluarga yang memiliki dua anak atau lebih akan mendapatkan hukuman, telah selesai diberlakukan sejak 2015.

Kebijakan ini membuat negara berpenduduk terbanyak di dunia tersebut mengalami ketidakseimbangan jenis kelamin.

Pemerintah khawatir jika tingkat kelahiran yang semakin rendah akan menyebabkan ketidakstabilan gender. Ketidakseimbangan ini diduga akan menyebabkan 30 juta bujangan baru dalam tiga dekade ke depan.

Editorial tersebut juga menyebut perempuan yang masih lajang di usia 20 akhir sebagai 'sisa makanan'.

"Alasan yang sangat penting mengapa mereka menjadi 'sisa' adalah karena mereka memiliki cinta yang ideal dan idealis dan menyebabkan banyak orang tidak puas dengan laki-laki yang 'kurang lebih OK'."

Pada 2016, pernikahan di Cina menurun hingga tujuh persen. Jumlah kelahiran juga terus turun ke angka 630.000 pada 2017.

 

 

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Tags : China jomblo 

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini