Home
/
News

Dwi Hartanto si Jenius Penerus BJ Habibie Ternyata Pembohong! Ini Klaimnya yang Terbongkar

Dwi Hartanto si Jenius Penerus BJ Habibie Ternyata Pembohong! Ini Klaimnya yang Terbongkar

Reza Gunadha09 October 2017
Bagikan :

Dwi Hartanto, mahasiswa doktoral di Technisse Universiteit Delft Belanda, yang selama ini disebut-sebut sebagai penerus Bacharuddin Jusuf Habibie terkait kejeniusan dan keahlian di bidang teknologi serta kerdirgantaraan, ternyata merupakan kebohongan besar.

Hartanto akhirnya mau mengakui kebohongan mengenai sejumlah klaimnya ke hadapan publik, setelah sejumlah ilmuwan melakukan investigasi mandiri tentang klaim-klaim pemuda itu.

Surat pengakuan sekaligus pernyataan maaf Hartanto dipublikasikan melalui laman daring Perhimpuan Pelajar Indonesia (PPI) Delft, Sabtu (7/10) akhir pekan lalu, dan menggemparkan jagad keilmuwan maupun warga Indonesia.

"Saya mengucapkan permohonan maaf sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah dirugikan atas tersebarnya informasi-informasi (oleh dirinya) yang tidak benar terkait dengan pribadi, kompetensi, dan prestasi saya," tulis Dwi dalam surat bermaterai tersebut.

Nama Dwi benar-benar mencuat dan menjadi buah bibir di kalangan ilmuwan maupun warga Indonesia pada akhir tahun 2016.

Kala itu, ia menjadi peserta acaraVisiting World Class Professor yang digelar Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi RI dengan Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional.

Dalam acara itu yang dihadiri lebih dari 40 ilmuwan maupun peneliti diaspora Indonesia dari berbagai belahan dunia itu, Dwi Hartanto mengutarakan klaim-klaimnya yang membuat banyak orang terperangah. Tak pelak, ia disebut sebagai “penerus BJ Habibie”.

Berikut daftar klaim Dwi Hartanto yang ternyata hanya kebohongan:

Mengaku lulusan Tokyo University

Dwi sejak lama mengumbar biodata diri bahwa ia merupakan lulusan ilmu sains Tokyo University, yang sangat bergengsi di dunia.

Ternyata, melalui surat pernyataan maaf itu, Dwi mengakui ia hanya lulusan Institut Sains dan Teknologi AKPRIND Yogyakarta. Di institut itu, ia tercatat sebagai mahasiswa program studi Teknik Informatika di Fakultas Teknologi Industri. Dia lulus tahun 2005.

Korupsi Umur

Dwi dalam sejumlah kesempatan wawancara kepada media maupun acara televisi di Indonesia mengakui masih berusia 28 tahun. Ternyata ia sudah berusia 35 tahun. Ia lahir pada 13 Maret 1982.

Mengaku Posdoktoral Asisten Profresor Aerospace TU Delft

Pemuda itu sempat mengumbar jati diri sebagai post-doctoral Asistent Professor aerospace di Technische Universiteit (TU) Delft. Predikat itu ia dapatkan karena dirinya fokus meneliti teknologi satelit dan pengembangan roket.

Faktanya, dia Cuma mahasiswa doktoral biasa di TU Delft. Penelitiannya juga bukan soal satelit atau roket, tapi intelligent systems. Dia menulis disertasi tentang virtual reality.

populerRelated Article